PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
DAN PECAHAN MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP NEGERI 2 GATAK
KABUPATEN
SUKOHARJO SEMESTER II
TAHUN
PELAJARAN 2008/2009
Penelitian Tindakan Kelas
Disusun
untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Usul
Kenaikan Pangkat Dari Golongan IV/a ke IV/ b
Atas
Nama Petrus Chanel Mulyono, SP.d
NIP: 131577175 / 19640427 198601 1 003
SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 GATAK
KABUPATEN
SUKOHARJO
2009
HALAMAN PENGESAHAN
|
Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan
judul :
”PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA
MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN PECAHAN MELALUI METODE
STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2008/2009”.
|
Disusun oleh :
Nama : Petrus Chanel Mulyono, SP.d
NIP : 19640427 198601 1 003
Pangkat/ Golongan : Pembina / IV a
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Gatak
Lokasi Penelitian : SMP Negeri 2 Gatak
Lama Penelitian : 3 Bulan
|
|
|
Kepala
SMP Negeri 2 Gatak
Kab.Sukoharjo
Drs. S u w a r t o
NIP.19600224 198703 1 004
|
Gatak, 5 Maret 2009
Petugas Perpustakaan
SMP Negeri 2 Gatak
Kab.Sukoharjo
A r i e s a n t o
NIP.19510625
198203 1 007
|
|
|
|
|
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukoharjo
Djoko Raino Sigit,S.Pd.,M.Si.
NIP 19611208 198403 1 007
|
||
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA PADA MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN PECAHAN
MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIB SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN
SUKOHARJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN
2008/2009” adalah hasil karya
saya. Pada karya ilmiah ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui sebagai tulisan saya sendiri, dan atau keseluruhan tulisan yang saya
salin atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa menyebutkan penulis dari
sumber aslinya. Semua isi dari karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab Saya
sebagai Penulis.
|
Sukoharjo , 5 Maret 2009
Petrus Chanel Mulyono,SPd.
KATA
PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN
PECAHAN MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIB SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN
SUKOHARJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN
2008/2009” dapat terselesaikan dengan baik.
Terselesaikannya penulisan laporan ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Drs.Suwarto selaku kepala SMP Negeri
2 Gatak Sukoharjo yang telah memberikan motivasi dan dukungan .
2. Seluruh staf guru dan karyawan yang telah
membantu penulis.
3. Semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Semoga laporan Penelitian Tindakan Kelas
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan guru-guru pada khususnya.
Sukoharjo , 30 Maret 2007
Petrus Chanel Mulyono,SPd.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH....................................... iii
KATA PENGANTAR
................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Masalah................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
F. Manfaat penelitian .................................................................. 6
BAB II KAJIAN
TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.................. 8
A. Kajian Teori............................................................................. 8
1. Hakikat Pembelajaran ...................................................... 8
2. Pembelajaran Matematika.................................................. 10
3. Prestasi Belajar ................................................................ 13
4. Operasi Hitung Bilangan Bulat ....................................... 22
5. Pecahan.............................................................................. 31
6. Metode STAD................................................................... 36
B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 37
C. Hipotesis Tindakan.................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 40
A.
Setting Penelitian ..................................................................... 40
B. Subjek Penelitian ..................................................................... 43
C. Sumber Data ............................................................................ 43
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data........................................ 44
E.
Analisis Data............................................................................ 46
F. Keabsahan
Data...................................................................... 48
G.
Indikator Kinerja..................................................................... 49
H. Prosedur Penelitian .................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................... 54
A. Deskripsi Kondisi Awal......................................................... 54
B. Deskripsi Siklus I.................................................................... 56
C. Deskripsi Siklus II.................................................................. 58
D. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus............................. 61
BAB V PENUTUP
.................................................................................... 64
A. Simpulan................................................................................. 64
B. Implikasi................................................................................. 65
C. Saran....................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 67
LAMPIRAN.................................................................................................. 69
DAFTAR
TABEL
Tabel 3.1. Alokasi
Waktu Penelitian.......................................................... 41
Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan Penelitian............................................... 50
Tabel 4.1. Hasil Penilaian Kondisi Awal..................................................... 55
Tabel 4.2. Hasil Penilaian Siklus I............................................................... 57
Tabel 4.3. Hasil Penilaian Siklus II.............................................................. 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian..................................................... 38
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya,
pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya
melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 (1)
menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan dan ayat (3)
menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang
merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat memunculkan tuntutan baru dalam
segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut
menyangkut pembaharuan sistem pendidikan untuk menyelenggarakan suatu
pendidikan yang bermutu. Tantangan yang dihadapi oleh sekolah sebagai salah
satu bagian dari pelaksana pendidikan semakin berat. Pada satu sisi, secara
kuantitas sekolah harus menjawab kebutuhan masyarakat yang senantiasa tumbuh
dan secara kualitas sekolah dituntut mampu memfasilitasi kegiatan belajar
dengan standar yang terus meningkat.
Salah satu
upaya penyelenggaraan pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan bermutu
dilakukan dengan terus mengadakan perbaikan dalam pembelajaran di sekolah.
Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan
kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu dalam hidup untuk
mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: 1)
berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreativitas peserta didik; 3)
menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan, nilai,
etika, estetika, logika dan kinestetika dan 5) menyediakan pengalaman belajar
yang beragam (Puskur dalam Majid, 2006: 24).
Matematika
merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan pendidik
untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan
mental peserta didik. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran. Pembelajaran matematika harus memuat unsur penanaman konsep,
pemahaman konsep, pembinaan keterampilan matematika. Sehingga dalam belajar
matematika peserta didik harus mampu memecahkan masalah dalam matematika.
Kenyataan
yang terjadi pada pembelajaran matematika kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak
kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2008/2009 bahwa pendidik dalam menyampaikan
materi pelajaran menggunakan metode ceramah dan sesekali peserta didik diberi
penugasan. Sehingga peserta didik dalam belajar hanya mampu mengerjakan soal
karena hafal dengan langkah-langkah penyelesaian akan tetapi jika model soal
dirubah maka peserta didikpun mengalami masalah dalam mengerjakannya. Hal itu
tentunya membawa dampak terhadap hasil belajar peserta didik, karena banyak
soal yang berkaitan dengan masalah matematika tidak dapat diselesaikan peserta didik dengan baik.
Berkaitan dengan hal tersebut maka pendidik melakukan upaya perbaikan terhadap
pembelajaran matematika dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan
menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division) atau yang
biasa disebut dengan diskusi kelompok. Adanya penerapan metode STAD diharapkan
dapat terjalin hubungan antara peserta didik yang melibatkan sekelompok
individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan
membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka lebih lanjut akan dibahas penelitian tindakan
kelas tentang Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Melakukan
Operasi Hitung Bilangan Bulat Dan Pecahan Melalui Metode STAD Pada Peserta
Didik Kelas VII B SMP Negeri Gatak Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.
B.
Identifikasi Masalah
Pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran matematika menggunakan metode ceramah, dimana
proses pembelajaran berpusat pada pendidik sehingga peserta didik kurang
memiliki pengalaman dalam belajar. Akibatnya peserta didik dalam belajar hanya
mampu mengerjakan soal karena hafal dengan langkah-langkah penyelesaian akan
tetapi jika model soal dirubah maka peserta didik mengalami masalah dalam
mengerjakannya. Hal itu tentunya membawa dampak terhadap hasil belajar peserta
didik, karena banyak soal yang berkaitan dengan masalah matematika tidak dapat diselesaikan peserta didik dengan baik.
1. Metode mengajar matematika yang digunakan pendidik
kelas VII SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran
2008/2009 selama ini kurang bervariasi, sehingga peserta didik kurang memiliki pemahaman tentang materi
pelajaran matematika pada kompetensi
melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan akibatnya prestasi belajar peserta
didik rendah.
2. Apakah penggunaan metode STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak
kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 masih perlu dikaji
lebih lanjut.
3. Apakah penggunaan metode STAD dapat
meningkatkan proses belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak
kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 masih perlu dikaji
lebih lanjut.
4. Apakah benar bahwa rendahnya prestasi
belajar matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri Gatak kabupaten
Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 disebabkan kurang sesuainya metode
pembelajaran yang digunakan pendidik selama ini?
5. Apakah metode STAD dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak
kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009?
C.
Pembatasan Masalah
Banyak masalah yang perlu dikaji dalam penelitian
tindakan kelas ini, agar permasalahan yang akan dikaji tidak terlalu luas maka
perlu adanya pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Peningkatan prestasi belajar matematika
pada materi melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
2. Peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak semester II tahun pelajaran 2008/2009.
3. Penggunaan metode STAD pada pembelajaran
matematika.
D.
Rumusan Masalah
Masalah-masalah
dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan dengan bagaimanakah peningkatan prestasi belajar matematika peserta
didik dengan penerapan metode STAD?.
Secara rinci masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dengan:
1. Apakah penggunaan metode STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak
kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009?
2. Apakah penggunaan metode STAD dapat membantu
peserta didik kelas VII B dalam memecahkan masalah matematika SMP Negeri Gatak kabupaten
Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar matematika
peserta didik dengan penerapan metode
STAD. Tujuan penelitian tindakan kelas ini secara khusus adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode
STAD dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri
Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode
STAD dapat meningkatkan proses belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri
Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat
teoritis dengan adanya penelitian tindakan kelas ini dapat menambah khasanah
keilmuan tentang penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik memperoleh wawasan dan
pemahaman dalam meningkatkan prestasi belajar matematika.
2. Bagi Pendidik
Dapat mengembangkan
profesionalismenya dalam meningkatkan prestasi belajar matematika melalui penerapan
metode STAD dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan khususnya di SMP Negeri 2 Gatak
kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui
metode STAD. Setidaknya penelitian tindakan kelas ini mampu meningkatkan
variasi pembelajaran yang diberlakukan di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten
Sukoharjo.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran
Proses
pembelajaran adalah usaha pendidik untuk menciptakan kondisi atau mengatur
lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, termasuk pendidik dan
alat mengajarnya yang disebut proses pembelajaran yang telah ditentukan dapat
tercapai (Sutikno, 2007:51). Menurut Suyitno (2004:1) Pembelajaran adalah upaya
untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat
dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara pendidik
dengan peserta didik serta antara peserta
didik dengan peserta didik .
Pendidik
dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri peserta didik.
Budiono dalam Sutikno (2007), menjelaskan bahwa salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik ialah bahwa seorang pendidik dapat menggunakan
model pembelajaran yang inovatif sehingga peserta didik menikmati kegiatan pembelajaran sehingga
mendorong dan memudahkan peserta didik dalam belajar.
Proses
pembelajaran dalam standar penilaian nasional, di mana kurikulum dijadikan
acuan dalam pembelajaran yang diberlakukan, kemudian materi ujian dikembangkan
dari kurikulum yang diberlakukan dengan benar (Mulyasa, 2005:7). Penyusunan
perencanaan dalam persiapan pembelajaran sebagai produk program pembelajaran
jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar mengajar dan
proses pelaksanaan pembelajaran. Segala komponen yang mencakup perencanaan
pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang mencakup kompetensi
dasar, materi standar, teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya
dukung lainnya (Mulyasa, 2005:216).
Rencana
pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen yang
saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lainnya, dan memuat langkah
tujuan atau membentuk kompetensi, dimana perencanaan pelaksanaan pembelajaran
akan dikembangkan dalam silabus. Implementasi pembelajaran dengan mengembangkan
silabus di sesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (Mulyasa,
2007:14). Silabus dikaji dan ditindaklanjuti dengan memperhatikan masukkan
hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses pelaksanaan pembelajaran dan
evaluasi rencana pelaksanaan pembelajaran evaluasi program.
Praktek
pembelajaran yang terjadi sekarang masih didominasi oleh pola atau paradigma yang banyak dijumpai di abad
industri. Pada abad pengetahuan
paradigma yang digunakan jauh berbeda dengan pada abad industri. Praktek pembelajaran pada abad pengetahuan dapat dilihat
pada praktek pembelajaran di Abad Pengetahuan lebih sesuai
dengan teori belajar modern. Melalui penggunaan prinsip-prinsip belajar
berorientasi pada proyek dan permasalahan sampai aktivitas kolaboratif dan
difokuskan pada masyarakat, belajar kontekstual yang didasarkan pada dunia nyata
dalam konteks ke peningkatan perhatian pada tindakan-tindakan atas dorongan
pembelajar sendiri.
2.
Pembelajaran
Matematika
Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat
di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk
menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini.
Menurut
Muslich (2007: 221) Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan
pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD)
sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dikarenakan pendidikan merupakan
merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa,
maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan
yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Khusus untuk
mata pelajaran Matematika, selain mempunyai sifat yang abstrak, pembelajaran
yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan
prasyarat pembelajaran sebelumnya.
Mata
pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Standar
kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai
landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain
itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam
pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan
simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pendekatan
pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup
masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah,
membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Mata
pelajaran matematika diberikan dengan tujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika;
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh;
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Matematika
pada satuan pendidikan SMP/MTs meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Bilangan
b. Aljabar
c. Geometri dan Pengukuran
d. Statistika dan Peluang (Depdiknas, 2006).
Kaitannya
dengan kegiatan pembelajaran Matematika dalam pelaksanaan KTSP, mengacu pada
asumsi bahwa kurikulum dan pembelajaran memiliki kaitan yang erat dan saling
menunjang sehingga pembahasan mengenai pembelajaran dalam konteks pelaksanaan
KTSP tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik KTSP. Oleh karena itu, apabila KTSP memiliki karakteristik utama
yaitu human competence dan mastery learning, tentu saja pola
pelaksanaan pembelajarannya haruslah mencerminkan dan berbasis pada dua
karakteristik tersebut. Pelaksanaan pembelajaran matematika dibuat semenarik
mungkin untuk menarik minat peserta didik dalam belajar.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang
berarti hasil belajar. Prestasi belajar
dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tujuan dari
suatu kegiatan yaitu belajar. Arifin
(1990:3) mengemukakan bahwa “Prestasi sebagai kemampuan, ketrampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.
Arifin (1990:3) berpendapat bahwa “Prestasi adalah suatu proses mental
yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan atau skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan
dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan aditif”.
Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil
pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dengan simbol, angka,
huruf maupun kode yang telah dicapai setiap anak dalam periode tertentu”. Tery
dan Salim (1991:190) mengemukakan bahwa
“Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan terhadap
mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes”.
Prestasi belajar memberikan informasi seberapa banyak peserta didik yang menguasai pelajaran yang diberikan selama
proses belajar mengajar berlangsung. Informasi ini dapat diketahui lewat alat
ukur baik berupa tes maupun non tes dalam suatu proses evaluasi. Dengan alat
ukur ini, dapat diketahui seberapa jauh tingkat penguasaan materi pelajaran
yang telah dikuasai oleh peserta didik
(Arifin, 1990:4). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian dari usaha belajar peserta
didik yang dinyatakan dengan angka, kode
ataupun simbol.
Prestasi belajar dapat digunakan untuk memantau apakah materi yang
diberikan oleh pendidik dapat diserap dan dapat diungkapkan kembali oleh
peserta didik . Prestasi belajar merupakan bukti dari usaha yang dicapai untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari pembelajaran
benar-benar tercapai. Dengan hasil penilaian kegiatan belajar
dimungkinkan adanya perbedaan antara peserta didik yang satu dengan yang lain.
b. Fungsi dan Tujuan Prestasi Belajar
Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Prestasi belajar sebagai indikator
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, artinya
sebagai tolok ukur keberhasilan peserta didik .
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemanasan
hasrat ingin tahu. Hal ini dapat didasarkan pada asumsi bahwa para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couisiosty)
dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu
program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi
dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern
dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan
dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa
tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan
anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan
relevan pula dengan pembangunan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator
terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar-mengajar anak
didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan
dalam kurikulum.
(Arifin, 1990:3).
Sukardi dan Sukarno (1993:92) dalam bukunya Dasar-dasar Evaluasi,
menjelaskan bahwa prestasi belajar atau nilai mempunyai kegunaan sebagai
berikut:
1)
Bagi peserta
didik
a) Untuk menentukan status pendidikan anak,
oleh karena itu nilai harus diolah agar kita dapat mengetahui status anak.
b) Untuk mengetahui kedudukan pada rangking
ke berapa di sekolah atau di kelas.
c) Untuk mengetahui status anak dalam
penguasaan materi pelajaran.
d) Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
e) Memberi arti yang penting sebagai
perangsang, pengarah dan hadiah bagi usaha-usaha pendidikan dari peserta didik.
2)
Bagi orang tua
a) Untuk menentramkan mereka (orang tua)
bahwa perkembangan dan pengalaman anaknya telah memuaskan.
b) Untuk membimbing anak jika terjadi
kesulitan yang disebabkan kurang rajinnya
anak belajar di rumah.
c) Untuk menolong anaknya merencanakan masa
depannya.
3)
Bagi pendidik dan sekolah
a) Dalam pelajaran, terutama digunakan untuk
perbaikan dan balikan.
b)
Untuk menentukan status anak.
c) Nilai digunakan pendidik sebagai bahan
laporan untuk orang tua.
d)
Untuk mempromosikan anak.
e) Dengan nilai pendidik dapat menaikkan anak
ke tingkat kelas yang lebih tinggi atau
sebaliknya.
f) Nilai digunakan sekolah untuk memutuskan
anak itu drop out (putus sekolah atau
tidak).
g) Untuk menentukan ijazah peserta didik .
4)
Bagi pekerjaan
Sebagai syarat untuk diterima
menjadi pegawai di lembaga pemerintah atau
swasta.
Slameto (2001:226) mengemukakan pendapatnya tentang tujuan prestasi belajar
sebagai berikut:
1) Menyediakan bahan untuk penelaahan berkala
dan sistematik tentang perkembangan peserta didik di sekolah.
2) Memberikan informasi kepada orang tua
peserta didik tentang kemajuan anaknya
di sekolah.
3) Memberikan informasi kepada peserta
didik yang bersangkutan tentang
kemajuannya di sekolah.
4) Memberikan informasi kepada sekolah
tentang kemajuan semua peserta didik di
sekolah, sebagai bahan baginya untuk membuat keputusan dan menyelenggarakan
pengelolaan sekolah pada umumnya.
5) Menyediakan bahan untuk membantu peserta
didik dalam memecahkan masalah atau kesulitan yang dihadapinya.
6) Menyediakan bahan untuk menentukan
kenaikan akademik peserta didik yang
bersangkutan.
7) Menyediakan bahan untuk sekolah yang akan
menampung baik sebagai kelanjutan sekolahnya, ataupun karena kepindahan.
8) Menyediakan informasi bagi lembaga,
jawatan, atau badan swasta yang akan
menampung peserta didik tersebut sebagai
pekerja atau pegawainya.
9) Memperbaiki program dan proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah yang bersangkutan.
Tujuan dan fungsi prestasi belajar sebagaimana dikemukakan para ahli di
atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan prestasi belajar
adalah sebagai tolok ukur keberhasilan
belajar peserta didik, sebagai indikator
kualitas institusi pendidikan, sebagai umpan balik bagi pendidik dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, untuk menentukan status pendidikan anak,
untuk menentramkan hati orang tua mengenai perkembangan dan pengalaman anaknya
di sekolah serta untuk menentukan ijazah anak dan nilai dapat digunakan sebagai
syarat untuk diterima menjadi pegawai di lembaga pemerintah atau swasta.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar
Pada dasarnya prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor
dari dalam diri peserta didik (internal)
maupun dari luar diri peserta didik (eksternal).
Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik
merupakan interaksi dari berbagai faktor tersebut, sehingga pemahaman
pendidik terhadap faktor-faktor tersebut sangat
penting dalam usaha membantu peserta didik untuk mencapai prestasi belajar secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan eksternal. Berikut ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik ,
diantaranya adalah:
1)
Faktor internal
a) Faktor jasmaniah atau fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh dan lain-lain.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat
bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri dari:
(1) Faktor
intelektif, yang terdiri dari faktor potensial (seperti kecerdasan dan bakat) dan faktor kecakapan nyata yaitu
prestasi yang dimiliki.
(2) Faktor
non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2)
Faktor eksternal
a) Faktor kematangan sosio, yang terdiri dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat, kelompok.
b) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas
rumah, fasilitas belajar dan iklim.
c) Faktor budaya, seperti adapt istiadat,
IPTEK, kesenian.
d) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
Sudjana (2002:6) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar peserta didik adalah
sebagai berikut:
1)
Faktor internal
Faktor
internal ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan perhatiannya, kebiasaan,
usaha dan motivasi serta faktor-faktor lainnya.
2)
Faktor eksternal
Faktor
eksternal dalam proses pendidikan dan pelajaran dapat dibedakan menjadi tiga
lingkungan, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat.
Faktor-faktor di atas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak
langsung dalam mencapai prestasi belajar. Misalnya peserta didik yang sakit perut sewaktu ulangan, dia tidak
dapat mengerjakan semua soal yang diberikan pendidik karena merasakan sakit dan
tidak dapat berkonsentrasi terhadap ulangan itu, dan akibatnya nilainya kurang
bagus. Dengan kata lain faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari diri
peserta didik seperti jasmani dan rohani
serta faktor yang berasal dari seperti lingkungan, budaya, sosial serta
lingkungan spiritual keagamaan.
4. Operasi
Hitung Bilangan Bulat
a. Operasi Bilangan Bulat
Lambang bilangan bulat bentuk panjangnya merupakan hasil penjumlahan dari
perkalian bilangan dengan pemangkatan bilangan 10.
Contoh:
2.345 = 2.000 + 300 + 40 + 5
= 2x103 + 3 x102 + 4 x101 + 5 x 100
2.345 = 2 ribuan + 3 ratusan + 4 puluhan + 5 satuan
Contoh:
2.345 = 2.000 + 300 + 40 + 5
= 2x103 + 3 x102 + 4 x101 + 5 x 100
2.345 = 2 ribuan + 3 ratusan + 4 puluhan + 5 satuan
Bilangan
|
Nilai tempat
|
Nilai angka
|
|||||
4
|
3
|
5
|
7
|
4
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Satuan
|
8
|
|
|
|
|
|
|
Puluhan
|
4
|
|
|
|
|
|
|
Ratusan
|
7
|
|
|
|
|
|
|
Ribuan
|
5
|
|
|
|
|
|
|
Puluhan ribu
|
3
|
|
|
|
|
|
|
Ratusan ribu
|
4
|
Dibaca empat ratus tiga puluh lima ribu tujuh ratus empat puluh delapan.
Contoh:
a) 53.451, dibaca lima puluh tiga ribu empat
ratus lima puluh satu
b)
212.583, dibaca dua ratus dua belas ribu lima ratus
delapan puluh tiga
c) 2.523.459, dibaca dua juta lima ratus dua
puluh tiga ribu empat ratus lima puluh sembilan
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari:
a) bilangan bulat positif bulat positif
(bilangan asli)
b) bilangan nol
c) bilangan bulat negatif (lawan bilangan
asli)
a) Jika a > b, dan c bilangan bulat
positif, maka a x c > b x c
jika a < b, dan c bilangan bulat positif, maka a x c < b x c
Contoh:
(1) 6 > 2 dan 6 bilangan bulat positif, maka 6x6 > 2x6
(2) 5 < 7 dan 3 bilangan bulat positif, maka 5x3 < 7x3
jika a < b, dan c bilangan bulat positif, maka a x c < b x c
Contoh:
(1) 6 > 2 dan 6 bilangan bulat positif, maka 6x6 > 2x6
(2) 5 < 7 dan 3 bilangan bulat positif, maka 5x3 < 7x3
b) Jika a > b, dan c bilangan bulat
negatif, maka axc < bxc
Jika a < b, dan c bilangan bulat negatif, maka axc > bxc
Jika a < b, dan c bilangan bulat negatif, maka axc > bxc
c)
d) Contoh:
(1) -2 >-6 dan -3 (bilangan bulat negatif), maka -2 x (-3) < -6 x (-3)
(2) -3 < 2 dan -5 (bilangan bulat negatif), maka -3 x (-5) > 2x (-5)
(1) -2 >-6 dan -3 (bilangan bulat negatif), maka -2 x (-3) < -6 x (-3)
(2) -3 < 2 dan -5 (bilangan bulat negatif), maka -3 x (-5) > 2x (-5)
e) Jika a > b atau a < b, dan c adalah
bilangan nol, maka axc = bxc = 0
Contoh:
(1) 4 > -2, maka 4 x 0 = -2 x 0 = 0
(2) 3 < 5, maka 3 x 0 = 5 x 0 = 0
Contoh:
(1) 4 > -2, maka 4 x 0 = -2 x 0 = 0
(2) 3 < 5, maka 3 x 0 = 5 x 0 = 0
a)
Setiap
bilangan bulat mempunyai tepat satu lawan yang juga merupakan bilangan bulat;
b)
Dua
bilangan bulat dikatakan berlawanan, apabila dijumlahkan menghasilkan nilai
nol, a + (-a) = 0
Contoh:
(1) Lawan dari 4 adalah -4, sebab 4 + (-4) = 0
(2) Lawan dari -7 adalah 7, sebab -7 + 7 = 0
(3) Lawan dari 0 adalah 0, sebab 0 + 0 = 0
Contoh:
(1) Lawan dari 4 adalah -4, sebab 4 + (-4) = 0
(2) Lawan dari -7 adalah 7, sebab -7 + 7 = 0
(3) Lawan dari 0 adalah 0, sebab 0 + 0 = 0
a)
Menjumlahkan bilangan positif
Contoh: 3 + 5 = 8 pada garis bilangan
dituliskan
b)
Menjumlahkan bilangan negatif
Contoh: -4 + (-3) = -7 pada garis bilangan
dituliskan
c)
Menjumlahkan bilangan positif dengan negatif
Contoh: 5 + (-2) = 3 pada garis bilangan
dituliskan
5) Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan
bilangan positif.
Contoh
-6 + 8 = 2, digambarkan pada garis bilangan.
Contoh
-6 + 8 = 2, digambarkan pada garis bilangan.
Perkalian adalah penjumlahan berulang sebanyak
bilangan yang dikalikan.
Contoh:
2 x 3 - 3 + 3 = 6
Contoh:
2 x 3 - 3 + 3 = 6
Perhatikan gambar di bawah ini, ya!
Sifat-sifat
perkalian suatu bilangan
a)
Perkalian
bilangan positif dengan bilangan positif, hasilnya positif.
Contoh:
1) 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
Contoh:
1) 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
2) 7 x 8 =
56
3) 12 x 15 =
180
b) Perkalian bilangan positif dengan bilangan
negatif, hasilnya negatif.
Contoh:
(1) 4 x (-5) = (-5) + (-5) + (-5) + (-5) = -20
Contoh:
(1) 4 x (-5) = (-5) + (-5) + (-5) + (-5) = -20
(2) 7 x (-8) = -56
(3)
12 x (-15) =
-180
c) Perkalian bilangan negatif dengan bilangan
positif, hasilnya negatif.
Contoh:
(1) -4 x 5 = - (5 + 5 + 5 + 5) = -20
Contoh:
(1) -4 x 5 = - (5 + 5 + 5 + 5) = -20
(2) -7 x 8 = -56
(3) -12x 15 =
-180
d) Perkalian bilangan negatif dengan bilangan
negatif, hasilnya positif.
Contoh:
(1) -4 x (-5) = -[-5 + (-5) + (-5) + (-5)] = -[-20] = 20
(2) -7 x (-8) = 56
Contoh:
(1) -4 x (-5) = -[-5 + (-5) + (-5) + (-5)] = -[-20] = 20
(2) -7 x (-8) = 56
(3) -12 x (-15) = 180
7) Pembagian bilangan
bulat
Pembagian merupakan operasi kebalikan dari
perkalian
Contoh
12 : 4 = 3, karena 4 x 3 = 12 atau 3 x 4 = 12
42 : 7 = 6, karena 7 x 6 = 42 atau 6 x 7 = 42
Contoh
12 : 4 = 3, karena 4 x 3 = 12 atau 3 x 4 = 12
42 : 7 = 6, karena 7 x 6 = 42 atau 6 x 7 = 42
Sifat-sifat pembagian bilangan bulat:
a) Pembagian bilangan positif dengan bilangan positif,
hasilnya positif
Contoh
(1) 63: 7 = 9
Contoh
(1) 63: 7 = 9
(2) 143:
11 = 13
b) Pembagian bilangan positif dengan bilangan
negatif, hasilnya negatif
Contoh:
(1) 63: (-9) = -7
Contoh:
(1) 63: (-9) = -7
(2) 72:
(-6) = -12
c) Pembagian bilangan negatif dengan bilangan
positif, hasilnya negatif
Contoh:
(1) -63 : 7 = -9
Contoh:
(1) -63 : 7 = -9
(2) -20 :
10 = -12
d) Pembagian bilangan negatif dengan bilangan
negatif, hasilnya positif.
Contoh:
(1) -72 : (-8) = 9
Contoh:
(1) -72 : (-8) = 9
(2) -120 : (-12) = 10
b. Menggunakan Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat
Sifat komutatif
Sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan
perkalian.
a + b = b + a
a x b = b x a, berlaku untuk semua bilangan bulat
a + b = b + a
a x b = b x a, berlaku untuk semua bilangan bulat
Contoh:
1) 2 + 4 = 4 + 2 = 6
2) 3 + 5 = 5 + 3 = 8
3) 4 x 2 = 2 x 4 = 8
4) 3 x 2 = 2 x 3 = 6
1) 2 + 4 = 4 + 2 = 6
2) 3 + 5 = 5 + 3 = 8
3) 4 x 2 = 2 x 4 = 8
4) 3 x 2 = 2 x 3 = 6
Sifat asosiatif
Sifat asosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan
dan perkalian.
(a + b) + c = a + (b+c)
(a x b) x c = a x (bxc), berlaku untuk semua bilangan bulat
(a + b) + c = a + (b+c)
(a x b) x c = a x (bxc), berlaku untuk semua bilangan bulat
Contoh:
1) (2+4) + 6 = 2 + (4+6) = 12
2) (3+6) + 7 = 3 + (6+7) = 16
3) (3x2) x 4 = 3 x (2x4) = 24
4) (3x5) x 2 = 3 x (5x2) = 30
1) (2+4) + 6 = 2 + (4+6) = 12
2) (3+6) + 7 = 3 + (6+7) = 16
3) (3x2) x 4 = 3 x (2x4) = 24
4) (3x5) x 2 = 3 x (5x2) = 30
Sifat distributif (penyebaran)
a x (b + c) =
(a x b) + (a x c), yang berlaku untuk semua bilangan bulat.
Contoh
1) 4 x (5 + 2) = (4 x 5) + (4 x 2) = 28
2) 5 x (7 + 3) = (5 x 7) + (5 x 3) = 50
1) 4 x (5 + 2) = (4 x 5) + (4 x 2) = 28
2) 5 x (7 + 3) = (5 x 7) + (5 x 3) = 50
c. Operasi Campuran
Aturan dalam mengerjakan operasi campuran adalah
sebagai berikut.
1. Operasi dalam tanda kurung dikerjakan
terlebih dahulu.
2. Perkalian dan pembagian adalah setara,
yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan.
3. Penjumlahan dan pengurangan adalah setara,
yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan.
4. Perkalian atau pembagian dikerjakan lebih
dahulu daripada penjumlahan atau pengurangan.
Contoh
1) 20 + 30 – 12 = 50 – 12 = 38
1) 20 + 30 – 12 = 50 – 12 = 38
2) 200 : 20 : 5 =
30 : 5 = 6
3) 5 x (8 + 4 ) = 5 x 12 = 60
Bilangan pecahan
merupakan bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh. Terdiri
dari pembilang dan penyebut, pembilangan merupakan bilangan terbagi, penyebut merupakan
bilangan pembagi.
|
Rumus pecahan
Contoh :
4 Ã
pembilang
5 Ã
penyebut
Jenis-Jenis Pecahan
a. Pecahan biasa
Bilangan pecahan yang hanya terdiri atas pembilang
dan penyebut.
Contoh :
b. Pecahan Campuran
Bilangan pecahan yang terdiri
atas bilangan utuh, pembilang dan penyebut.
Contoh:
6
|
2
|
6 : bilangan utuh
|
3
|
2 : pembilang
|
|
|
|
3 : penyebut
|
12
|
7
|
12 : bilangan utuh
|
8
|
7 : pembilang
|
|
|
|
8 : penyebut
|
27
|
1
|
27 : bilangan utuh
|
5
|
1 : pembilang
|
|
|
|
5 : penyebut
|
c. Pecahan Desimal
Merupakan bilangan yang
didapat dari hasil pembagian suatu bilangan dengan 10, 100, 1.000, 10.000, ditulis dengan menggunakan koma (,)
Contoh :
0,3 Ã didapat
dari 3 dibagi 10
0,65 Ã didapat
dari 65 dibagi 100
0.009 Ã didapat
dari 9 dibagi 1.000
1,45 Ã didapat
dari 145 dibagi 100
2,017 Ã didapat
dari 2.017 dibagi 1.000
d. Pecahan Persen
Persen artinya perseratus. Merupakan
suatu bilangan dibagi dengan seratus.
Contoh :
e. Pecahan Permil
Permil artinya perseribu. Merupakan
suatu bilangan dibagi seribu, ditulis dengan tanda ‰.
Contoh :
15‰
|
Dibaca 15 permil
|
Artinya 15 per 1.000 (0,015)
|
|
115‰
|
Dibaca 115 permil
|
Artinya 115 per 1.000 (0,115)
|
|
245‰
|
Dibaca 245 permil
|
Artinya 245 per 1.000 (0,245)
|
Menentukan Pecahan Senilai
Pecahan senilai merupakan pecahan yang mempunyai
nilai sama
|
Contoh :
Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen
|
Contoh :
Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Campuran
|
Contoh :
Mengubah Bilangan Pecahan Campuran Menjadi
Pecahan Biasa
|
Contoh :
(Sujatmiko, 2005:3)
6. Metode
STAD
STAD (Student Teams Achievement Division)
atau yang biasa disebut
dengan diskusi kelompok adalah merupakan suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara
kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan
masalah. Dari pengertian tersebut, diskusi kelompok memiliki empat
karakteristik, yaitu:
a. Melibatkan sekelompok individu
b. Melibatkan peserta dalam interaksi tatap
muka tidak formal
c. Memiliki tujuan dan bekerja sama
d. Mengikuti aturan
Dengan belajar secara kelompok, maka kelompok memiliki sumber yang lebih
banyak daripada individu. Pengetahuan dan pengalaman sekelompok orang jelas
lebih banyak dari pengetahuan dan pengalaman seseorang. Anggota kelompok sering
diberi masukan dan motivasi dari anggota yang lain, yang berusaha agar
sumbangan pikiran bermanfaat
bagi keberhasilan kelompok. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode STAD
adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok atau tim, masing -masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok;
b. Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja
akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya
jawab atau diskusi antar sesama anggota tim;
c. Pendidik mengadakan evaluasi terhadap kemampuan
peserta didik;
d. Tiap peserta didik diberi skor atas
penguasannya terhadap bahan ajar, bagi peserta didik yang memperoleh prestasi
tinggi diberi penghargaan.
(Sugiyanto, 2008:43).
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran
matematika diberikan dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami konsep matematika, menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, memecahkan masalah mengomunikasikan gagasan, serta memiliki
sikap menghargai dan menggunakan kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam belajar matematika peserta didik tidak hanya dituntut untuk
dapat mengerjakan soal yang diberikan pada peserta didik dengan langkah-langkah
yang sesuai, akan tetapi peserta didik dituntut untuk mampu memecahkan masalah
dalam matematika dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman terhadap pemecahan masalah
dalam matematika mengakibatkan pada rendahnya prestasi belajar peserta didik
baik secara langsung ataupun tidak langsung. Penggunaan metode STAD dalam
belajar matematika diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan serta dapat
meningkatkan proses belajar peserta didik.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis
yang dapat dirumuskan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga penggunaan metode STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak
kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.
2. Diduga penggunaan metode STAD dapat
meningkatkan proses belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak
kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian
ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan istilah PTK.
Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengidentifikasi penelitian kelas
adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu
usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam
sebuah proses perbaikan dan perubahan (Wiriaatmaja, 2007: 11).
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2
Gatak kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2008/2009, tepatnya pada
bulan Januari sampai dengan Maret 2009. Kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1.
Tahap persiapan, yang meliputi:
a.
Penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian;
b. Perancangan pembelajaran dengan metode STAD;
c. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
2.
Tahap
pelaksanaan tindakan dan pengumpulan data
a. Mengadakan tes awal (pre test) pada peserta didik;
b. Memberikan tindakan dengan metode STAD
sebanyak 2 kali pertemuan;
c. Melakukan evaluasi secara tertulis.
3.
Tahap
analisis data dan penulisan laporan penelitian
Secara
rinci kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 1 Alokasi Waktu Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
1
|
Tahap persiapan
a.
Penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian;
b. Perancangan pembelajaran dengan metode STAD;
c.
Pembuatan RPP.
|
√
√
√
|
|
|
2
|
Pelaksanaan tindakan dan pengumpulan Data
a. Mengadakan tes awal (pre test) pada peserta didik
b. Memberikan tindakan dengan metode STAD
sebanyak 2 kali pertemuan.
c. Melakukan evaluasi secara tertulis.
|
√
|
√
√
|
|
3
|
Tahap analisis data dan penulisan
laporan penelitian
|
|
√
|
√
|
SMP Negeri
2 Gatak merupakan salah satu SMP Negeri di kabupaten Sukoharjo yang
beralamatkan di Jl. Trangsan, kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo. Pada tahun
2008/2009 sekolah ini berada di bawah pimpinan Drs. Suwarto dengan kategori
sekolah sebagai rintisan SSN (Sekolah Berstandar Nasional). Sekolah ini
didirikan tahin 1985 dengan visi ”unggul dalam prestasi dan kompetitif
berdasarkan iman dan taqwa”, sehingga untuk mencapai visi tersebut pendidik dan
pihak sekolah selalu mengadakan upaya perbaikan terhadap layanan pendidikan
yang dianggap masih kurang. Indikator dari keberhasilan visi SMP Negeri 2 Gatak
kabupaten Sukoharjo:
1.
Unggul dalam pencapaian nilai rata-rata Ujian Akhir
Nasional.
2.
Unggul
dalam lomba dan olah raga.
3.
Unggul
dalam kemampuan baca tulis al Qur’an.
4.
Unggul
dalam aktivitas keagamaan dan sosial.
5.
Unggul
dalam disiplin dan tanggungjawab.
Misi SMP
Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo adalah:
1. Melaksanakan proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien berdasarkan konsep belajar tuntas melalui program
pengajaran remidial dan pengayaan dengan mengoptimalkan seluruh input.
2. Meningkatkan semangat keunggulan secara
intensif kepada seluruh warga sekolah sesuai dengan potensi yang dimiliki.
3. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga
sekolah melalui baca tulis Al-qur’an.
4. Meningkatkan budaya disiplin dan
tanggungjawab dalam kehidupan sekolah.
5. Meningkatkan manajemen partisipasif dengan
melibatkan warga sekolah.
B. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian merupakan sasaran yang akan dikenai tindakan dalam penelitian ini. Subjek
penelitian ini adalah 40 peserta didik pada kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak
kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian dilakukan pada kelas VII
B karena peneliti mengajar kelas tersebut sehingga mengetahui berbagai
karakteristik dan perilaku peserta didik dalam belajar. Alasan lainnya adalah diketahui
prestasi belajar peserta didik masih kurang sehingga pendidik memiliki
tanggungjawab untuk memperbaiki kondisi tersebut agar dapat diperoleh prestasi
belajar yang lebih baik yaitu dengan menggunakan metode STAD dalam kegiatan
pembelajaran matematika.
C. Sumber Data
Sumber data
utama dalam sebuah penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan untuk mendukung data yang lainnya. Sehingga antar satu
data dengan data yang lain dapat saling mendukung (Moleong, 2002: 112). Dalam
penelitian ini, data dan sumber data yang digunakan sebagai bahan analisis data
adalah semua pendapat, komentar dan aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan
peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan. Sumber
data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu data primer dan
sekunder.
1. Data Primer
Sumber data
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiyono, 2007: 193). Data
primer dalam penelitian ini merupakan hasil tes yang diberikan dalam pembelajaran
matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 semester II pada kompetensi melakukan
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan. Tes yang dilakukan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah pembelajaran dengan
menggunakan metode STAD.
2.
Data Sekunder
Sumber data
sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007: 193). Data
sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari hasil pengamatan,
jawaban atas wawancara yang dilakukan dan dokumen sekolah yang berkaitan
pembelajaran matematika.
D.
Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan
alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan non tes.
Teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Teknik
Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki
jawaban benar atau salah (Mardapi, 2004:71). Tes merupakan alat prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditetapkan (Arikunto, 1990:51). Tes yang dilakukan
dalam penelitian ini berupa tes tertulis yang diberikan kepada peserta
didik dengan jumlah soal 10 item yang
berbentuk soal objektif. Tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan selama
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD.
2. Teknik
non tes
Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah melalui observasi, wawancara serta dokumentasi. Observasi (observation) atau pengamatan
merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2007:220). Observasi
dilakukan untuk mengetahui perilaku peserta didik selama proses pembelajaran
matematika baik yang berkaitan dengan a) interaksi peserta didik dengan
pendidik, b) interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, c) motivasi
peserta didik dalam belajar, d) keaktifan serta kreativitas peserta didik dalam
belajar.
Wawancara (interview) merupakan salah satu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab antara
responden dengan narasumber guna memperoleh data yang dibutuhkan (Sukmadinata,
2007:216). Wawancara dilakukan untuk mengetahui berbagai komentar atau pendapat
peserta didik berkaitan dengan kegiatan yang diberikan dalam pembelajaran
matematika dengan penggunaan metode STAD.
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa
pada waktu tertentu (W. Gulo, 2003: 1234). Dokumentasi dijadikan sebagai data pendukung dalam
penelitian yang berupa arsip nilai peserta didik serta berbagai soal yang
diberikan pada peserta didik.
E. Analisis Data
Menurut Milles
dan Hubermann (2004 :19-20) bahwa pemilihan rancangan analisis untuk penelitian
dengan pendekatan kualitatif didasarkan pada tiga komponen utama yaitu reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan kesimpulan (verifikasi).
1. Reduksi data
Reduksi
data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi,
pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data yang diperoleh dari catatan
lapangan. Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yag tidak penting, dan mengatur
data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
2. Sajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini
merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga
bila dibaca mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti
untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan
pemahamannya tersebut. Penyajian data tersebut diupayakan sesistematis mungkin
agar mudah dipahami interaksi antar bagian dalam konteks yang utuh dan tidak
terlepas satu sama lain.
3. Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi
Penarikan
kesimpulan berdasarkan fenomena pada pola-pola hubungan antar fenomena. Jika
belum diketemukan atau belum jelas hubungan yang terjadi antar fenomena, maka
peneliti akan kembali ke lapangan mengadakan klarifikasi melalui verifikasi
data. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian
menjadi lebih kokoh dan lebih dapat dipercaya.
F. Keabsahan Data
Keabsahan
data dari sebuah penelitian sangat penting artinya karena dengan keabsahan data
merupakan salah satu langkah awal kebenaran dari analisis data. Dalam menguji
keabsahan suatu data atau memeriksa kebenaran data digunakan cara memperpanjang
masa penelitian, pengawasan yang terus-menerus, triangulasi teknik pengumpulan
data, menganalisis kasus negatif, mengadakan sumber check, serta
membicarakan dengan orang lain atau teman sejawat. Menurut Sukmadinata (2007:
153), validitas menunjukkan ketepatan pengumpulan data, atau data yang
dikumpulkan memang benar-benar yang ingin diperoleh peneliti. Validitas
pengumpulan data kualitatif meliputi 2 hal yaitu keterpercayaan dan
keterpahaman.
1. Keterpercayaan
Pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif ditandai dengan karakteristik-karakteristik seperti:
a. Kredibilitas yaitu kemampuan peneliti
memahami dan mengumpulakn data-data dari situasi yang komplek dan mengungkap
pola-pola yang sukar untuk dijelaskan.
b. Transferabilitas, yaitu penelitian kualitatif
tidak menghasilkan generalisasi, tetapi sejaumana, temuan-temuan dalam
penelitian ini dapat digunakan atau diterapkan pada situasi lain.
c. Keabsahan; menunjukkan bahwa data yang
diperoleh adalah benar, dicek kepada beberapa pihak hasilnya hampir sama.
d. Konfirmabilitas, menunjukkan bahwa data
yang diperoleh adalah netral atau obyektif, menggambarkan keadaan yang
sebenarnya, bukan rekaan.
2. Keterpahaman
Ada
4 kriteria keterpahaman pengumpulan data kualitatif yaitu:
a. Validitas diskriptif, menunjukkan
ketepatan data yang dikumpulkan; validitas interpretif, menunjukkan kepedulian
peneliti terhadap pandangan-pandangan partisipan;
b. Validitas teoritis, kemampuan peneliti
menjelaskan fenomena-fenomena yang dipelajari dan dideskripsikan; kebergunaan,
menunjukkan bahwa data yang dihasilkan dapat digunakan dalam komunitas yang
diteliti;
c. Validitas evaluatif, menunjukkan kemampuan
peneliti untuk menghasilkan data yang bukan perkiraan.
G. Indikator Kinerja
Indikator
kinerja merupakan tolok ukur ketercapaian sebuah penelitian yang akan diukur.
Indikator ketercapaian kinerja pada penelitian ini diperoleh jika prestasi
belajar peserta didik dengan rata-rata cukup yaitu dengan rentang 60-74. Indikator lain dari
ketercapaian hasil pembelajaran adalah adanya peningkatan proses pembelajaran
yang ditandai dengan 1) adanya keaktifan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, 2) ada interaksi peserta
didik dengan pendidik, 3) adanya kerjasama antar peserta didik, 4) kreativitas
peserta didik dalam memecahkan masalah. Dengan demikian apabila proses dan
prestasi belajar peserta didik telah
memenuhi kriteria tersebut maka
penelitian tindakan kelas ini dianggap telah berhasil dan penelitian
tindakan kelas ini tidak perlu dilanjutkan lagi. Indikator kinerja dalam
penelitian ini diharapkan dapat tercapai pada siklus II, sehingga peneliti
tidak memerlukan banyak siklus yang akan menyita waktu belajar peserta didik.
Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan Penelitian
No.
|
Kategori
|
Keterangan
|
1.
|
Amat Baik
|
Nilai yang diperoleh siswa antara 90 - 100
|
2.
|
Baik
|
Nilai yang diperoleh siswa antara 75 -
89
|
3.
|
Cukup
|
Nilai yang diperoleh siswa antara 60 -
74
|
4.
|
Kurang
|
Nilai yang diperoleh kurang dari 60
|
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terbagi dalam
empat bagian yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaan (plan)
Perencanaan dilakukan dengan membuat semua rencana
kegiatan yang akan diberikan pada peserta didik yang dituangkan dalam RPP serta
merencanakan materi yang akan diberikan dan evaluasi yang akan dilakukan.
b. Pelaksanaan (action)
Pembelajaran pada siklus I diberikan dengan metode
STAD. Langkah-langkah kegiatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1) Pendidik menyampaikan materi pelajaran;
2) Pendidik menyajikan masalah untuk
diselesaikan tiap peserta didik;
3) Peserta didik melakukan diskusi kelas;
4) Pendidik melakukan penguatan dan balikan;
5) Pendidik melakukan evaluasi tertulis.
c. Observasi (observation)
Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku
peserta didik dalam belajar matematika baik yang berhubungan dengan motivasi,
keaktifan serta kreativitas peserta didik.
d. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan tindak lanjut dari segala
kekurangan atau kelemahan yang ada dalam penelitian. Dengan adanya refleksi
maka diharapkan hasil penelitian dapat diperoleh sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan (plan)
Perencanaan kegiatan pada siklus II ini berupa
persiapan tindakan perbaikan dari hasil refleksi siklus I dengan merencanakan
tindakan yang akan diberikan pada peserta didik pada pembelajaran menggunakan
metode STAD.
b. Pelaksanaan (action)
1) Pendidik memberikan pengarahan tentang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan;
2) Peserta didik membaca buku matematika;
3) Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 anggota kelompok;
4) Tiap kelompok menyelesaikan masalah dalam
matematika dengan diskusi;
5) Tiap anggota kelompok wajib menyampaikan
pendapatnya dalam kegiatan diskusi;
6) Pelaksanaan diskusi kelas;
7) Mengambil kesimpulan dari diskusi yang
dilakukan secara kelompok;
8) Pendidik memberikan penguatan dan balikan;
9) Pendidik melakukan evaluasi.
c. Observasi (observation)
Observasi dilakukan untuk mengamati berbagai
perubahan perilaku peserta didik dalam belajar baik yang berkaitan dengan
minat, keaktifan, kreativitas serta interaksi antara peserta didik dengan
peserta didik lainnya dalam kegiatan pembelajaran.
.
d. Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan terhadap kekurangan atau
kelemahan dari pelaksanan kegiatan pembelajaran. Jika dalam penelitian dianggap
telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan maka penelitian tidak
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Kegiatan
pembelajaran diberikan dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan dirinya secara optimal. Adanya pembelajaran matematika diharapkan
peserta didik mampu memahami konsep matematika, menggunakan penalaran,
memecahkan masalah, mengomunikasikan gagasan serta memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga dalam pelaksanannya
pembelajaran harus dilaksanakan dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran secara aktif untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara
optimal.
Pembelajaran
matematika yang dilakukan pendidik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten
Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2008/2009 dalam menyampaikan materi
pelajaran menggunakan metode ceramah dan sesekali peserta didik diberi
penugasan. Sehingga peserta didik dalam belajar hanya mampu mengerjakan soal
karena hafal dengan langkah-langkah penyelesaian akan tetapi jika model soal
dirubah maka peserta didik mengalami masalah dalam mengerjakannya. Hal itu
tentunya membawa dampak terhadap hasil belajar peserta didik, karena banyak
soal yang berkaitan dengan masalah matematika tidak dapat diselesaikan peserta didik dengan baik.
Pengamatan yang dilakukan pada kondisi awal ini diketahui bahwa saat kegiatan
pembelajaran diketahui bahwa peserta didik hanya mendengarkan pendidik
menyampaikan materi, jika kurang paham maka bertanya dan pendidik mengulangnya
setelah itu peserta didik mengerjakan soal latihan. Kegiatan itu dilakukan pada
semua materi matematika sehingga tidak jarang dilihat dalam pembelajaran
peserta didik yang bercerita sendiri, mengantuk atau bahkan bermain kertas
ataupun alat tulis. Berkaitan dengan hal tersebut maka pendidik melakukan upaya
perbaikan terhadap pembelajaran matematika dengan melakukan tindakan
pembelajaran dengan menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement
Division) atau yang biasa disebut dengan diskusi kelompok, dengan penerapan
metode STAD diharapkan peserta didik mampu berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Hasil tes yang diberikan pada peserta didik dapat diketahui
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Penilaian Kondisi Awal
Kategori
|
Nilai
Tiap Aspek
|
Frekuensi
|
%
|
Keterangan
|
Amat
Baik
|
Nilai (90-100)
|
0
|
0
|
|
Baik
|
Nilai (75-89)
|
0
|
0
|
95 % peserta
|
Cukup
|
Nilai (60-74)
|
2
|
5
|
belum mencapai
nilai KKM
|
Kurang
|
Nilai (<60)
|
38
|
95
|
|
|
Rata-rata
|
40.625
|
100
|
|
Keterangan
:
Perhitungan
dengan menggunakan Microsoft Office Exel
Hasil tes
di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai ulangan yang diberikan pada
peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun
pelajaran 2008/2009 adalah kurang dengan nilai rata-rata 40,625, yang berarti
bahwa kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan adalah kurang.
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan (plan)
Pendidik
membuat rencana kegiatan yang berkaitan penggunaan metode STAD dengan membagi
peserta didik ke dalam beberapa kelompok diskusi.
2. Pelaksanaan (action)
Pembelajaran
pada siklus I diberikan dengan metode STAD. Langkah-langkah kegiatan yang
diberikan adalah sebagai berikut:
a. Pendidik menyampaikan materi pelajaran;
b. Pendidik menyajikan masalah untuk
diselesaikan tiap peserta didik;
c. Peserta didik melakukan diskusi kelas;
d. Pendidik melakukan penguatan dan balikan;
e. Pendidik melakukan evaluasi tertulis.
3. Observasi (observation)
Pada
siklus I ini banyak peserta didik yang belum mampu menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh pendidik. Sehingga banyak peserta didik yang bertanya pada teman
lainnya akibatnya kelas menjadi gaduh. Untuk
mengendalikan kondisi belajar tersebut, maka pendidik mengambil alih kegiatan
dan memberi pengarahan pada peserta didik cara memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran matematika. Peserta didik dalam melakukan diskusi
belum terlihat ada kegiatan yang berarti karena dalam kegiatan tersebut banyak
peserta didik yang hanya sebagai penggembira kegiatan dan belum mampu berperan
secara optimal dalam mengemukakan pendapat untuk memecahkan masalah.
4. Refleksi (reflection)
Hambatan
pada siklus I ini adalah peserta didik belum mampu memecahkan masalah dalam
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan. maka pendidik melakukan upaya
perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II dengan memberikan pengarahan
secara matang pada awal kegiatan, serta membentuk kelompok diskusi dan
selanjutnya kegiatan diserahkan pada peserta didik sehingga pendidik hanya
mengawasi dan memantau kegiatan yang akan berlangsung. Hasil tes yang diberikan
pada peserta didik pada siklus I
diketahui bahwa:
Tabel 4.2
Hasil Penilaian Siklus I
Kategori
|
Nilai
Interval
|
Frekuensi
|
%
|
Keterangan
|
Amat
Baik
|
Nilai (90-100)
|
0
|
0
|
|
Baik
|
Nilai (75-89)
|
2
|
5
|
57.5 % peserta
|
Cukup
|
Nilai (60-74)
|
15
|
37.5
|
belum mencapai
nilai KKM
|
Kurang
|
Nilai (<60)
|
23
|
57.5
|
|
|
Rata-rata
|
57.25
|
100
|
|
Keterangan
:
Perhitungan
dengan menggunakan Microsoft Office Exel
Rata-rata
nilai ulangan matematika yang diberikan pada peserta didik kelas VII B di SMP
Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 adalah cukup dengan
nilai rata-rata 57,25, yang berarti bahwa kemampuan peserta didik dalam
melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan adalah cukup.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan (plan)
Persiapan
pada siklus II ini dilakukan pendidik dengan memberi pengarahan tentang
kegiatan cara membuat masalah dalam matematika dan cara memecahkan masalah
dalam matematika.
2. Pelaksanaan (action)
a. Pendidik memberikan pengarahan tentang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode STAD;
b. Peserta didik membaca buku matematika
tentang operasi hitung bilangan bulat dan pecahan;
c. Peserta didik dibagi menjadi 10 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri atas 4 anggota kelompok;
d. Tiap kelompok menyelesaikan masalah dalam
matematika dengan diskusi;
e. Tiap anggota kelompok wajib menyampaikan
pendapatnya dalam kegiatan diskusi;
f. Pelaksanaan diskusi kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan;
g. Membuat kesimpulan dari diskusi kelas pada
tiap-tiap kelompok dan menyampaikannya di depan kelas;
h. Pendidik memberikan penguatan dan balikan;
i.
Pendidik
melakukan evaluasi.
3. Observasi (observation)
Pengamatan
yang dilakukan pada siklus II diketahui bahwa masing-masing kelompok telah
mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Terlihat motivasi dari tiap kelompok
untuk bersaing dengan kelompok lainnya dengan berlomba-lomba setiap anggota
kelompok untuk berperan aktif dalam kegiatan. Karena setiap kelompok harus
mencatat anggota yang aktif dan tidak aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Pada
diskusi ini terjalin interaksi positif antara peserta didik yang satu dengan yang
lain, ada interaksi peserta didik dengan pendidik, adanya kerjasama antar
peserta didik dalam menyelesaikan masalah, serta ada kreativitas peserta didik
dalam memecahkan masalah.
Pada
pelaksanaan diskusi kelas, banyak masalah yang diungkapkan oleh masing-masing
kelompok. Pendidik bertindak sebagai moderator dan mediator dalam pelaksanan
diskusi, sebagai mediator pendidik berperan sebagai media diskusi saja dan
bukan penyampai materi dalam diskusi sehingga kegiatan dilakukan oleh peserta
didik dan pendidik juga mengawasi kegiatan pembelajaran, jika ada hal yang
belum sesuai maka segera diluruskan dan dikuatkan oleh pendidik.
4. Refleksi (reflection)
Pada
siklus ini diketahui bahwa peserta didik dapat melakukan kegiatan diskusi
dengan baik yaitu mampu berperan aktif dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan
masalah matematika yang ada sehingga pada siklus II ini indikator kinerja
penelitian telah tercapai. Hasil belajar peserta didik juga mengalami
peningkatan yang sangat berarti yaitu diperoleh rata-rata kelas 73,63, secara rinci
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Penilaian Siklus II
Kategori
|
Nilai
Interval
|
Frekuensi
|
%
|
Keterangan
|
Amat
Baik
|
Nilai(90-100)
|
1
|
2.5
|
|
Baik
|
Nilai
(75-89)
|
6
|
15
|
77.5 % peserta
|
Cukup
|
Nilai
(60-74)
|
31
|
77.5
|
telah mencapai
nilai KKM
|
Kurang
|
Nilai (<60)
|
2
|
5
|
|
|
Rata-rata
|
66
|
100
|
|
Keterangan
:
Perhitungan
dengan menggunakan Microsoft Office Exel
Rata-rata
nilai ulangan matematika yang diberikan pada peserta didik kelas VII B di SMP
Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 adalah cukup
dengan nilai rata-rata 66,00, yang berarti bahwa kemampuan peserta didik dalam
melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan adalah cukup.
D. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Pada kondisi awal diketahui bahwa peserta didik
dalam belajar belum mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dengan baik, hal itu
terlihat pada hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa peserta didik dalam
belajar matematika hanya mendengarkan, mencatat dan mengerjakan tugas sehingga
peserta didik tidak memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang dapat
dilihat pada saat peserta didik mengerjakan tugas yaitu jika soal yang
diberikan berbeda dengan tipe soal yang biasa diberikan ternyata para peserta
didik masih mengalami hambatan untuk memecahkan masalah tersebut. Hasil tes
yang diberikan pada kondisi awal diketahui bahwa rata-rata kelas VII B di SMP
Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo adalah 40,625. Hasil tersebut dianggap masih
kurang, meskipun matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang
sulit namun hasil tersebut masih perlu untuk ditingkatkan lagi.
Hasil tes yang diberikan pada siklus I diketahui
bahwa nilai rata-rata kelas VII B adalah 57,25 Hasil tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan
hasil tes pada kondisi awal sebelum diberi tindakan dengan metode STAD. Pada siklus I ini banyak peserta didik yang
belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik. Sehingga banyak
peserta didik yang bertanya pada teman lainnya akibatnya kelas menjadi gaduh. Untuk mengendalikan kondisi belajar
tersebut, maka pendidik mengambil alih kegiatan dan memberi pengarahan pada
peserta didik cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran
matematika. Pada siklus I ini peserta didik belum sepenuhnya aktif dalam
kegiatan, kreativitas peserta didik belum nampak, interaksi antar peserta didik
dalam diskusi juga belum dapat dilihat
secara jelas. Meskipun nilai rata-rata pada siklus ini telah sesuai dengan
indikator keberhasilan penelitian, akan tetapi indikator lain dalam penelitian
ini belum tercapai sehingga perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Hasil tes yang diberikan pada siklus II diketahui
bahwa nilai rata-rata peserta didik kelas VII B adalah 66,00 dengan kategori
cukup. Pada siklus II diketahui bahwa masing-masing kelompok telah mampu
menyelesaikan masalah dengan baik. Terlihat motivasi dari tiap kelompok untuk
bersaing dengan kelompok lainnya dengan menunjukkan antusiasme setiap anggota kelompok berperan aktif dalam diskusi
baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pada siklus ini terjalin interaksi
positif antara peserta didik dengan peserta didik maupun antara pendidik dengan
peserta didik, adanya kerjasama antar peserta didik dalam menyelesaikan
masalah, serta ada kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini. Hasil observasi dan nilai rata-rata tes pada
siklus II ini telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu rata-rata nilai
peserta didik cukup atau nilai 60-74
serta adanya peningkatan proses
pembelajaran yang ditandai dengan 1) adanya keaktifan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran, 2) ada interaksi
peserta didik dengan pendidik, 3) adanya kerjasama antar peserta didik, 4) adanya
kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah. sehingga pada siklus II ini
penelitian dianggap telah berhasil dan tidak perlu untuk dilanjutkan pada
siklus berikutnya. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode STAD dapat meningkatkan proses
dan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten
Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009, metode STAD juga dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP
Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 serta dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah yang berkaitan
dengan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran
matematika yang diberikan pada peserta didik dengan menggunakan metode STAD
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2
Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. Hal itu dibuktikan dengan nilai
rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang diketahui pada siklus
I adalah 57,25 dan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar peserta
didik yaitu nilai rata-rata ulangan matematika diperoleh hasil 66,00. Hasil
tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikaan sehingga rata-rata kemampuan
peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan adalah
cukup.
Keberhasilan lain
dalam penelitian ini ditandai dengan adanya keaktifan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran, ada interaksi peserta didik dengan pendidik, ada
kerjasama antar peserta didik dalam menyelesaikan masalah, serta adanya
kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain penelitian
ini juga dapat meningkatkan proses belajar serta kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan.
B. Implikasi
Penerapan metode
STAD dalam pembelajaran dapat meningkatkan peran serta peserta didik dalam
belajar karena dengan metode STAD peserta didik melakukan berbagai kegiatan
yang berpusat pada peserta didik yaitu dengan melakukan diskusi sehingga peserta
didik dapat mengemukakan pendapatnya baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi
kelas. Selain itu dengan digunakannya metode STAD dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memecahkan masalah matematika, karena melalui metode STAD
semua masalah matematika yang ada diselesaikan secara bersama-sama dengan
anggota kelompoknya. Metode STAD yang diterapkan juga dapat membantu
meningkatkan kemampuan pendidik dalam mengelola peserta didik, karena dalam
penggunaan metode STAD sepenuhnya berpusat pada kegiatan peserta didik sehingga
pendidik hanya sebagai fasilitator, mediator serta motivator dalam belajar dan
pendidik hanya perancang kegiatan yang dilakukan peserta didik.
C. Saran
Banyak
pengalaman yang dialami oleh pendidik dan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode STAD. Dari pengalaman tersebut dapat diketahui
berbagai kelebihan dan kekurangan dalam penelitian ini. Berkaitan dengan adanya
kekurangan dalam penelitian ini maka saran yang dapat disampaikan berkaitan
dengan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Penggunaan metode STAD memerlukan pengawasan dari pendidik
sebagai pengontrol kegiatan, sehingga pendidik tidak dapat secara langsung
melepaskan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa adanya pengawasan.
2. Pemberian penghargaan terhadap peserta
didik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, maka dari itu sebagai
pendidik hendaknya dapat meningkatkan motivasi terhadap peserta didik.
3. Pelaksanaan metode STAD memerlukan peran
serta secara aktif dari peserta didik, maka dari itu hendaknya peserta didik
dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dengan sebaik mungkin melalui
pengarahan dari pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi & Widodo,
Supriyanto. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rieneka Cipta
Arifin,
Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara
Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 Tentang Pendidikan
Depdiknas. 2006.Pedoman
Penyusunan KTSP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen
Dikdasmen
Gulo,W. 2003. Metodologi Penelitian.
Jakarta : Grasindo
Majid, A. 2006. Perencanaan
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mardapi, Djemari. 2004.
Evaluasi Pembelajaran Kreatif. Diakses dari www.google.com pada Januari 2009
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman.
1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia
Moleong, L.J. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E .2005. Menjadi Guru Profesianal. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara
Salim, Peter & Salim,
Tenny. 1991. Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer. Jakarta: Modern English
Slameto.
2001. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sugiyanto. 2008. Modul Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Model-Model Pembelajaran
Inovatif. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sujatmiko, Ponco. 2005. Matematika
Kreatif (Konsep dan Terapannya). Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Sukardi
& Sukarno, Anton. 1993. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Reineka Cipta
Sukmadinata N.S. 2007. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sutikno, Sobri. 2007. Pendidikan
Sekarang dan Masa Depan. Mataram : NTP Press
Suyitno. 2004. Pengelolaan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfa Beta
Tirtonegoro, Sutratinah. 2001.
Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara
Wiriaatmadja,
R. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
|
LAMPIRAN
CONTOH MASALAH YANG DISAJIKAN DALAM
DISKUSI
1. Jarak antara kota A dan B adalah 100 m.
Ardi berangkat dari kota A menuju kota B dengan sepeda motor, setelah beberapa
saat Ardi berhenti di kota C yang masih berjarak 30 km ke kota B. Ketika dia
akan melanjutkan perjalanan, tiba-tiba dia sadar kalau dompetnya terjatuh. Ardi
kembali ke arah kota A dan menemukan dompetnya pada jarak 15 km dari kota C.
Tentukan jarak kota A dari soal di atas!
a. Apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan?
b. Apa strategi yang dapat dibuat untuk
menyelesaikan soal di atas!
c. Selesaikanlah!
d. Uji dan periksa hasil jawabanmu secara
kelompok
2. Dari 40 peserta didik kelas VII B
diketahui 30 peserta didik berbakat dibidang musik, 20 anak berbakat dibidang
olahraga, dan 1/8 dari jumlah anak tidak berbakat dibidang musik dan olahraga.
Jika 3/5 dari anak yang berbakat dibidang musik dan olahraga adalah anak
laki-laki, berapa anak perempuan yang berbakat di bidang musik dan olahraga?
3. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
menemukan masalah-masalah yang terkait dengan pembulatan, misalnya terhadap
hasil pengukuran dan uang kembalian waktu belanja. Tulislah temuanmu dan apa
pendapatmu!
SOAL TES
Pilihlah salah satu jawaban pada soal di bawah ini pada huruf a, b, c, atau
d Dengan memberi tanda silang (x)!.
1. 15 – (-11) =...
a. 26
b. 4
c. -4
d. -26
2. Tentukan nilai n yang memenuhi persamaan n
= -18 : 3...
a. 6
b. -6
c. 15
d. -15
3. Tentukan nilai berikut ...
a. 169
b. 30
c. 26
d. 84
4. Nyatakan pecahan dalam bentuk pecahan
paling sederhana...
a.
b. 0,66
c.
d.
5. Tentukan sebuah pecahan diantara ...
a.
b.
c.
d.
6. Ubahlah pecahan campuran 3 menjadi bentuk pecahan
biasa...
a.
b.
c.
d.
7. Seorang pedagang mempunyai modal sebesar
Rp. 1.000.000,00. Jika pedagang tersebut mendapat keuntungan 5% dari modalnya,
berapa rupiah besar keuntungannya?
a. 50.000,00
b. 20.000,00
c. 5000
d. 500.000,00
8. Tentukan hasil pengurangan dan penjumlahan
berikut ini !
a.
b.
c.
d. 1
9. Tentukan ...
a.
b.
c.
d. (a x b) m.n
10. Tuliskan bilangan ini dalam bentuk baku
108.870.000...
a.
1,08
x 108 c.
10,8 x 108
b.
10,9
x 108 d. 1,09
x 108
KUNCI JAWABAN
1.
|
A
|
6.
|
C
|
2.
|
B
|
7.
|
A
|
3.
|
C
|
8.
|
A
|
4.
|
D
|
9.
|
C
|
5.
|
A
|
10.
|
D
|
|
||||||||||||||||||||||||
KELAS VII B SMT II SMP NEGERI 2 GATAK
|
||||||||||||||||||||||||
TAHUN PELAJARAN 2008
/ 2009
|
||||||||||||||||||||||||
URUT
|
INDUK
|
NAMA SISWA
|
L/P
|
|
KETERANGAN
|
|||||||||||||||||||
1
|
5327
|
Adi
Sutrisno
|
L
|
35
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
2
|
5328
|
Aditya
Prasetya N
|
L
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
3
|
5330
|
Agus
Setiyono
|
P
|
45
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
4
|
5331
|
Ahmad
Yunus
|
P
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
5
|
5332
|
Aris
|
L
|
45
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
6
|
5333
|
Becha Nadia Utama
|
P
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
7
|
5334
|
Cahyawati
Ningrum
|
P
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
8
|
5335
|
Davet
Febriyanto
|
L
|
45
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
9
|
5336
|
Desi
Tri Wahyuni
|
L
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
10
|
5337
|
Dita
Andri Ana
|
L
|
35
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
11
|
5338
|
Dyah
Fatmawati
|
P
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
12
|
5339
|
Eko
Pramono
|
P
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
13
|
5340
|
Faizal
Gunawan
|
P
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
14
|
5341
|
Fitri
Lestariningsih
|
L
|
25
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
15
|
5342
|
Gading
Widi Prakoso
|
P
|
30
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
16
|
5343
|
Ida
Sri Lestari
|
L
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
17
|
5346
|
Jajang
Nurjaman
|
P
|
30
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
18
|
5347
|
Jeffri
Saputra
|
L
|
35
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
19
|
5348
|
Laili
Khusnul Khotimah
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
20
|
5349
|
Mintarjo
|
P
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
21
|
5350
|
Moh
Rais Nur Arzam
|
L
|
30
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
22
|
5351
|
Niken
Tri Pradipta
|
L
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
23
|
5352
|
Nilamwati
Ananda
|
L
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
24
|
5353
|
Noor
Rhoma SS
|
P
|
35
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
25
|
5354
|
Novi
Tri Handayani
|
P
|
35
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
26
|
5356
|
Nuring
Tyas Oktavia
|
L
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
27
|
5357
|
Nurul
Vivit Hapsari
|
P
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
28
|
5358
|
Rahmadani
Iman Taufik
|
P
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
29
|
5359
|
Reni
Andila
|
L
|
45
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
30
|
5360
|
Rian
Yudi Utomo
|
P
|
30
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
31
|
5361
|
Rika
Widyaningsih
|
P
|
30
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
32
|
5362
|
Santi
Widiati
|
P
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
33
|
5363
|
Septi
Kumalasari
|
P
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
34
|
5364
|
Shidiq
Rochanu
|
P
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
35
|
5366
|
Siti
Aysah
|
L
|
40
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
36
|
5367
|
Sri
Widaningsih
|
P
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
37
|
5368
|
Taslatun
Assruni
|
P
|
50
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
38
|
5369
|
Tri
Sulistiyo
|
L
|
25
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
39
|
5370
|
Wahid
Nurhidayat
|
P
|
30
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
40
|
5371
|
Yuni
Memoris Yuli
|
L
|
30
|
Tidak
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
|
|
Nilai (90-100)
|
|
0
|
|
|||||||||||||||||||
L
|
18
|
Nilai (75-89)
|
|
0
|
38
peserta
|
|||||||||||||||||||
P
|
22
|
Nilai (60-74)
|
|
2
|
Belum
mencapai nilai KKM
|
|||||||||||||||||||
|
|
Nilai (<60)
|
|
38
|
|
|||||||||||||||||||
|
|
Rata-rata
|
|
40.625
|
|
|||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||
KELAS VII B SMT II SMP NEGERI 2 GATAK
|
||||||||||||||||||||||||
TAHUN PELAJARAN 2008
/ 2009
|
||||||||||||||||||||||||
URUT
|
INDUK
|
NAMA SISWA
|
L/P
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
|||||||||||||||||||
1
|
5327
|
Adi
Sutrisno
|
L
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
2
|
5328
|
Aditya
Prasetya N
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
3
|
5330
|
Agus
Setiyono
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
4
|
5331
|
Ahmad
Yunus
|
P
|
80
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
5
|
5332
|
Aris
|
L
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
6
|
5333
|
Becha Nadia Utama
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
7
|
5334
|
Cahyawati
Ningrum
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
8
|
5335
|
Davet
Febriyanto
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
9
|
5336
|
Desi
Tri Wahyuni
|
L
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
10
|
5337
|
Dita
Andri Ana
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
11
|
5338
|
Dyah
Fatmawati
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
12
|
5339
|
Eko
Pramono
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
13
|
5340
|
Faizal
Gunawan
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
14
|
5341
|
Fitri
Lestariningsih
|
L
|
45
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
15
|
5342
|
Gading
Widi Prakoso
|
P
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
16
|
5343
|
Ida
Sri Lestari
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
17
|
5346
|
Jajang
Nurjaman
|
P
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
18
|
5347
|
Jeffri
Saputra
|
L
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
19
|
5348
|
Laili
Khusnul Khotimah
|
P
|
75
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
20
|
5349
|
Mintarjo
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
21
|
5350
|
Moh
Rais Nur Arzam
|
L
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
22
|
5351
|
Niken
Tri Pradipta
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
23
|
5352
|
Nilamwati
Ananda
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
24
|
5353
|
Noor
Rhoma SS
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
25
|
5354
|
Novi
Tri Handayani
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
26
|
5356
|
Nuring
Tyas Oktavia
|
L
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
27
|
5357
|
Nurul
Vivit Hapsari
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
28
|
5358
|
Rahmadani
Iman Taufik
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
29
|
5359
|
Reni
Andila
|
L
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
30
|
5360
|
Rian
Yudi Utomo
|
P
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
31
|
5361
|
Rika
Widyaningsih
|
P
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
32
|
5362
|
Santi
Widiati
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
33
|
5363
|
Septi
Kumalasari
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
34
|
5364
|
Shidiq
Rochanu
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
35
|
5366
|
Siti
Aysah
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
36
|
5367
|
Sri
Widaningsih
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
37
|
5368
|
Taslatun
Assruni
|
P
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
38
|
5369
|
Tri
Sulistiyo
|
L
|
45
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
39
|
5370
|
Wahid
Nurhidayat
|
P
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
40
|
5371
|
Yuni
Memoris Yuli
|
L
|
50
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
|
|
Nilai (90-100)
|
|
0
|
|
|||||||||||||||||||
L
|
18
|
Nilai (75-89)
|
|
2
|
17 peserta
|
|||||||||||||||||||
P
|
22
|
Nilai (60-74)
|
|
15
|
Telah mencapai
nilai KKM
|
|||||||||||||||||||
|
|
Nilai (<60)
|
|
23
|
|
|||||||||||||||||||
|
|
Rata-rata
|
|
57.25
|
|
|||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||
KELAS VII B SMT II SMP NEGERI 2 GATAK
|
||||||||||||||||||||||||
TAHUN PELAJARAN 2008
/ 2009
|
||||||||||||||||||||||||
URT
|
INDUK
|
|
L/P
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
|||||||||||||||||||
1
|
5327
|
Adi
Sutrisno
|
L
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
2
|
5328
|
Aditya
Prasetya N
|
L
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
3
|
5330
|
Agus
Setiyono
|
P
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
4
|
5331
|
Ahmad
Yunus
|
P
|
95
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
5
|
5332
|
Aris
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
6
|
5333
|
Becha Nadia Utama
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
7
|
5334
|
Cahyawati
Ningrum
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
8
|
5335
|
Davet
Febriyanto
|
L
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
9
|
5336
|
Desi
Tri Wahyuni
|
L
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
10
|
5337
|
Dita
Andri Ana
|
L
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
11
|
5338
|
Dyah
Fatmawati
|
P
|
75
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
12
|
5339
|
Eko
Pramono
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
13
|
5340
|
Faizal
Gunawan
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
14
|
5341
|
Fitri
Lestariningsih
|
L
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
15
|
5342
|
Gading
Widi Prakoso
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
16
|
5343
|
Ida
Sri Lestari
|
L
|
75
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
17
|
5346
|
Jajang
Nurjaman
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
18
|
5347
|
Jeffri
Saputra
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
19
|
5348
|
Laili
Khusnul Khotimah
|
P
|
80
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
20
|
5349
|
Mintarjo
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
21
|
5350
|
Moh
Rais Nur Arzam
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
22
|
5351
|
Niken
Tri Pradipta
|
L
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
23
|
5352
|
Nilamwati
Ananda
|
L
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
24
|
5353
|
Noor
Rhoma SS
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
25
|
5354
|
Novi
Tri Handayani
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
26
|
5356
|
Nuring
Tyas Oktavia
|
L
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
27
|
5357
|
Nurul
Vivit Hapsari
|
P
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
28
|
5358
|
Rahmadani
Iman Taufik
|
P
|
75
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
29
|
5359
|
Reni
Andila
|
L
|
75
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
30
|
5360
|
Rian
Yudi Utomo
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
31
|
5361
|
Rika
Widyaningsih
|
P
|
55
|
Belum
Mencapai KKM
|
|||||||||||||||||||
32
|
5362
|
Santi
Widiati
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
33
|
5363
|
Septi
Kumalasari
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
34
|
5364
|
Shidiq
Rochanu
|
P
|
65
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
35
|
5366
|
Siti
Aysah
|
L
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
36
|
5367
|
Sri
Widaningsih
|
P
|
70
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
37
|
5368
|
Taslatun
Assruni
|
P
|
75
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
38
|
5369
|
Tri
Sulistiyo
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
39
|
5370
|
Wahid
Nurhidayat
|
P
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
40
|
5371
|
Yuni
Memoris Yuli
|
L
|
60
|
KKM
Terlampaui
|
|||||||||||||||||||
|
|
Nilai (90-100)
|
|
1
|
|
|||||||||||||||||||
L
|
18
|
Nilai (75-89)
|
|
6
|
38 peserta
|
|||||||||||||||||||
P
|
22
|
Nilai (60-74)
|
|
31
|
Telah mencapai nilai
KKM
|
|||||||||||||||||||
|
|
Nilai (<60)
|
|
2
|
|
|||||||||||||||||||
|
|
Rata-rata
|
|
66
|
|
|||||||||||||||||||