Kamis, 30 Oktober 2014

PTK 2009



PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN PECAHAN MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP NEGERI  2 GATAK
KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2008/2009


Penelitian Tindakan Kelas
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Usul Kenaikan Pangkat Dari Golongan IV/a ke IV/ b
Atas Nama Petrus Chanel Mulyono, SP.d
NIP: 131577175 / 19640427 198601 1 003


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 GATAK
KABUPATEN SUKOHARJO
2009
HALAMAN PENGESAHAN


Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul :
”PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN PECAHAN MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER II  TAHUN PELAJARAN 2008/2009”.

 

Disusun oleh :

Nama                              : Petrus Chanel Mulyono, SP.d

NIP                                : 19640427 198601 1 003

Pangkat/ Golongan        : Pembina / IV a

Unit Kerja                      : SMP Negeri 2 Gatak

Lokasi Penelitian            : SMP Negeri 2 Gatak

Lama Penelitian             : 3 Bulan






Kepala
SMP Negeri 2 Gatak
Kab.Sukoharjo




Drs. S u w a r t o
NIP.19600224 198703 1 004


Gatak, 5 Maret 2009
Petugas Perpustakaan
SMP Negeri 2 Gatak
Kab.Sukoharjo




A r i e s a n t o
NIP.19510625 198203 1 007



Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukoharjo





Djoko Raino Sigit,S.Pd.,M.Si.
NIP 19611208 198403 1 007





PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH


Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN PECAHAN MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIB SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER II  TAHUN PELAJARAN 2008/2009  adalah hasil karya saya. Pada karya  ilmiah ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri, dan atau keseluruhan tulisan yang saya salin atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa menyebutkan penulis dari sumber aslinya. Semua isi dari karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab Saya sebagai Penulis.

 

Sukoharjo , 5 Maret 2009

 

 

Petrus Chanel Mulyono,SPd.

 


KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN PECAHAN MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIB SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER II  TAHUN PELAJARAN 2008/2009dapat terselesaikan dengan baik.
Terselesaikannya penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Bapak Drs.Suwarto selaku kepala SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo yang telah memberikan motivasi dan dukungan .
2.      Seluruh staf guru dan karyawan yang telah membantu penulis.
3.      Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Semoga laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan guru-guru pada khususnya.

 


Sukoharjo , 30 Maret 2007


Petrus Chanel Mulyono,SPd.

 



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................       i    
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................      ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.......................................     iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................           iv
DAFTAR ISI ................................................................................................      v
DAFTAR TABEL .........................................................................................    vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................   viii
BAB I      PENDAHULUAN........................................................................      1    
A.    Latar Belakang Masalah .........................................................      1    
B.     Identifikasi Masalah ...............................................................      4
C.     Pembatasan Masalah................................................................      5
D.    Rumusan Masalah ...................................................................      5
E.     Tujuan Penelitian ....................................................................      6
F.      Manfaat penelitian ..................................................................      6
BAB II     KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS..................      8
A.    Kajian Teori.............................................................................      8
1.      Hakikat Pembelajaran  ......................................................      8
2.      Pembelajaran Matematika..................................................    10
3.      Prestasi Belajar  ................................................................    13
4.      Operasi Hitung Bilangan Bulat  .......................................    22
5.      Pecahan..............................................................................    31
6.      Metode STAD...................................................................    36
B.     Kerangka Pemikiran ...............................................................    37
C.     Hipotesis Tindakan..................................................................    39
BAB III   METODOLOGI  PENELITIAN..................................................    40
                 A. Setting Penelitian .....................................................................    40
B. Subjek Penelitian .....................................................................    43
C. Sumber Data ............................................................................    43
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data........................................    44
E.  Analisis Data............................................................................    46
F.  Keabsahan  Data......................................................................    48
G.  Indikator Kinerja.....................................................................    49
H. Prosedur Penelitian ..................................................................    50
BAB IV   HASIL  PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................    54
A.    Deskripsi Kondisi Awal.........................................................    54
B.     Deskripsi Siklus I....................................................................    56
C.     Deskripsi Siklus II..................................................................    58
D.    Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus.............................    61
BAB V     PENUTUP ....................................................................................    64
A.    Simpulan.................................................................................    64
B.     Implikasi.................................................................................    65
C.     Saran.......................................................................................    65

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................    67
LAMPIRAN..................................................................................................    69
 DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.    Alokasi  Waktu Penelitian..........................................................    41
Tabel 3.2.    Indikator Keberhasilan Penelitian...............................................    50
Tabel 4.1.    Hasil Penilaian Kondisi Awal.....................................................    55
Tabel 4.2.    Hasil Penilaian Siklus I...............................................................    57
Tabel 4.3.    Hasil Penilaian Siklus II..............................................................    60
















DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian.....................................................    38


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan untuk menyelenggarakan suatu pendidikan yang bermutu. Tantangan yang dihadapi oleh sekolah sebagai salah satu bagian dari pelaksana pendidikan semakin berat. Pada satu sisi, secara kuantitas sekolah harus menjawab kebutuhan masyarakat yang senantiasa tumbuh dan secara kualitas sekolah dituntut mampu memfasilitasi kegiatan belajar dengan standar yang terus meningkat.
Salah satu upaya penyelenggaraan pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan bermutu dilakukan dengan terus mengadakan perbaikan dalam pembelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu dalam hidup untuk mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreativitas peserta didik; 3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan, nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika dan 5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam (Puskur dalam Majid, 2006: 24).
Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan pendidik untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Pembelajaran matematika harus memuat unsur penanaman konsep, pemahaman konsep, pembinaan keterampilan matematika. Sehingga dalam belajar matematika peserta didik harus mampu memecahkan masalah dalam matematika.
Kenyataan yang terjadi pada pembelajaran matematika kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2008/2009 bahwa pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode ceramah dan sesekali peserta didik diberi penugasan. Sehingga peserta didik dalam belajar hanya mampu mengerjakan soal karena hafal dengan langkah-langkah penyelesaian akan tetapi jika model soal dirubah maka peserta didikpun mengalami masalah dalam mengerjakannya. Hal itu tentunya membawa dampak terhadap hasil belajar peserta didik, karena banyak soal yang berkaitan dengan masalah matematika tidak  dapat diselesaikan peserta didik dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut maka pendidik melakukan upaya perbaikan terhadap pembelajaran matematika dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division) atau yang biasa disebut dengan diskusi kelompok. Adanya penerapan metode STAD diharapkan dapat terjalin hubungan antara peserta didik yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka lebih lanjut akan dibahas penelitian tindakan kelas tentang Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Dan Pecahan Melalui Metode STAD Pada Peserta Didik Kelas VII B SMP Negeri Gatak Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.



B.     Identifikasi Masalah
Pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran matematika menggunakan metode ceramah, dimana proses pembelajaran berpusat pada pendidik sehingga peserta didik kurang memiliki pengalaman dalam belajar. Akibatnya peserta didik dalam belajar hanya mampu mengerjakan soal karena hafal dengan langkah-langkah penyelesaian akan tetapi jika model soal dirubah maka peserta didik mengalami masalah dalam mengerjakannya. Hal itu tentunya membawa dampak terhadap hasil belajar peserta didik, karena banyak soal yang berkaitan dengan masalah matematika tidak  dapat diselesaikan peserta didik dengan baik.
1.      Metode mengajar matematika yang digunakan pendidik kelas VII SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 selama ini kurang bervariasi, sehingga peserta didik  kurang memiliki pemahaman tentang materi pelajaran matematika  pada kompetensi melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan akibatnya prestasi belajar peserta didik  rendah.
2.      Apakah penggunaan metode STAD dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 masih perlu dikaji lebih lanjut.
3.      Apakah penggunaan metode STAD dapat meningkatkan proses belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 masih perlu dikaji lebih lanjut.

4.      Apakah benar bahwa rendahnya prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009  disebabkan kurang sesuainya metode pembelajaran yang digunakan pendidik selama ini?
5.      Apakah metode STAD dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009?

C.    Pembatasan Masalah
Banyak masalah yang perlu dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini, agar permasalahan yang akan dikaji tidak terlalu luas maka perlu adanya pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1.      Peningkatan prestasi belajar matematika pada materi melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
2.      Peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak semester II tahun pelajaran 2008/2009.
3.      Penggunaan metode STAD pada pembelajaran matematika.

D.    Rumusan Masalah
Masalah-masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan dengan bagaimanakah peningkatan prestasi belajar matematika peserta didik dengan penerapan  metode STAD?. Secara rinci masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dengan:
1.      Apakah penggunaan metode STAD dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009?
2.      Apakah penggunaan metode STAD dapat membantu peserta didik kelas VII B dalam memecahkan masalah   matematika SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009?

E.     Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar matematika peserta didik dengan penerapan  metode STAD. Tujuan penelitian tindakan kelas ini secara khusus adalah:
1.      Untuk mengetahui apakah penggunaan metode STAD dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.
2.      Untuk mengetahui apakah penggunaan metode STAD dapat meningkatkan proses belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.

F.     Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dengan adanya penelitian tindakan kelas ini dapat menambah khasanah keilmuan tentang penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagi Peserta Didik
Peserta didik memperoleh wawasan dan pemahaman dalam meningkatkan prestasi belajar matematika.
2.      Bagi Pendidik
Dapat mengembangkan profesionalismenya dalam meningkatkan prestasi belajar matematika melalui penerapan metode STAD dalam pembelajaran.
3.      Bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan khususnya di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui metode STAD. Setidaknya penelitian tindakan kelas ini mampu meningkatkan variasi pembelajaran yang diberlakukan di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo.








BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.    Kajian Teori
1.      Hakikat Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah usaha pendidik untuk menciptakan kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi  antara peserta didik  dengan lingkungannya, termasuk pendidik dan alat mengajarnya yang disebut proses pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai (Sutikno, 2007:51). Menurut Suyitno (2004:1) Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara pendidik dengan peserta didik  serta antara peserta didik  dengan peserta didik .
Pendidik dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri peserta didik. Budiono dalam Sutikno (2007), menjelaskan bahwa salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik  ialah bahwa seorang pendidik dapat menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga peserta didik  menikmati kegiatan pembelajaran sehingga mendorong dan memudahkan peserta didik  dalam belajar.
Proses pembelajaran dalam standar penilaian nasional, di mana kurikulum dijadikan acuan dalam pembelajaran yang diberlakukan, kemudian materi ujian dikembangkan dari kurikulum yang diberlakukan dengan benar (Mulyasa, 2005:7). Penyusunan perencanaan dalam persiapan pembelajaran sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar mengajar dan proses pelaksanaan pembelajaran. Segala komponen yang mencakup perencanaan pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang mencakup kompetensi dasar, materi standar, teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya (Mulyasa, 2005:216).
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lainnya, dan memuat langkah tujuan atau membentuk kompetensi, dimana perencanaan pelaksanaan pembelajaran akan dikembangkan dalam silabus. Implementasi pembelajaran dengan mengembangkan silabus di sesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (Mulyasa, 2007:14). Silabus dikaji dan ditindaklanjuti dengan memperhatikan masukkan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi rencana pelaksanaan pembelajaran evaluasi program.
Praktek pembelajaran yang terjadi sekarang masih didominasi oleh pola  atau paradigma yang banyak dijumpai di abad industri. Pada abad pengetahuan  paradigma yang digunakan jauh berbeda dengan pada abad industri.  Praktek pembelajaran  pada abad pengetahuan dapat  dilihat  pada  praktek  pembelajaran di Abad Pengetahuan lebih sesuai dengan teori belajar modern. Melalui penggunaan prinsip-prinsip belajar berorientasi pada proyek dan permasalahan sampai aktivitas kolaboratif dan difokuskan pada masyarakat, belajar kontekstual yang didasarkan pada dunia nyata dalam konteks ke peningkatan perhatian pada tindakan-tindakan atas dorongan pembelajar sendiri.
2.      Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.  Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Menurut Muslich (2007: 221) Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dikarenakan pendidikan merupakan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Khusus untuk mata pelajaran Matematika, selain mempunyai sifat yang abstrak, pembelajaran yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pembelajaran sebelumnya.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Mata pelajaran matematika diberikan dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a.       Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
b.      Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika;
c.       Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
d.      Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
e.       Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a.       Bilangan
b.      Aljabar
c.       Geometri dan Pengukuran
d.      Statistika dan Peluang  (Depdiknas, 2006).
Kaitannya dengan kegiatan pembelajaran Matematika dalam pelaksanaan KTSP, mengacu pada asumsi bahwa kurikulum dan pembelajaran memiliki kaitan yang erat dan saling menunjang sehingga pembahasan mengenai pembelajaran dalam konteks pelaksanaan KTSP tidak dapat  dilepaskan dari karakteristik KTSP. Oleh karena itu, apabila KTSP memiliki karakteristik utama yaitu human competence dan mastery learning, tentu saja pola pelaksanaan pembelajarannya haruslah mencerminkan dan berbasis pada dua karakteristik tersebut. Pelaksanaan pembelajaran matematika dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat peserta didik  dalam belajar.
3.      Prestasi Belajar
a.      Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang berarti hasil belajar. Prestasi  belajar dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tujuan dari suatu kegiatan yaitu belajar.  Arifin (1990:3) mengemukakan bahwa “Prestasi sebagai kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.  Arifin (1990:3) berpendapat bahwa “Prestasi adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan atau  skill, kebiasaan atau  sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan aditif”.
Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dengan simbol, angka, huruf maupun kode yang telah dicapai setiap anak dalam periode tertentu”. Tery dan Salim (1991:190) mengemukakan bahwa  “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes”.
Prestasi belajar memberikan informasi seberapa banyak peserta didik  yang menguasai pelajaran yang diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Informasi ini dapat diketahui lewat alat ukur baik berupa tes maupun non tes dalam suatu proses evaluasi. Dengan alat ukur ini, dapat diketahui seberapa jauh tingkat penguasaan materi pelajaran yang telah dikuasai oleh peserta didik  (Arifin, 1990:4). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian dari usaha belajar peserta didik  yang dinyatakan dengan angka, kode ataupun simbol.
Prestasi belajar dapat digunakan untuk memantau apakah materi yang diberikan oleh pendidik dapat diserap dan dapat diungkapkan kembali oleh peserta didik . Prestasi belajar merupakan bukti dari usaha yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari pembelajaran  benar-benar tercapai. Dengan hasil penilaian kegiatan belajar dimungkinkan adanya perbedaan antara peserta didik  yang satu dengan yang lain.
b.      Fungsi dan Tujuan Prestasi Belajar
Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain adalah sebagai berikut:
1)      Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, artinya sebagai tolok ukur keberhasilan peserta didik .
2)      Prestasi belajar sebagai lambang pemanasan hasrat ingin tahu. Hal ini dapat didasarkan pada asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couisiosty) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.
3)      Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4)      Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan pembangunan masyarakat.
5)      Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar-mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
                    (Arifin, 1990:3).
Sukardi dan Sukarno (1993:92) dalam bukunya Dasar-dasar Evaluasi, menjelaskan bahwa prestasi belajar atau nilai mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1)      Bagi  peserta didik 
a)      Untuk menentukan status pendidikan anak, oleh karena itu nilai harus diolah agar kita dapat mengetahui status anak.
b)      Untuk mengetahui kedudukan pada rangking ke berapa di sekolah atau di kelas.
c)      Untuk mengetahui status anak dalam penguasaan materi pelajaran.
d)     Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
e)      Memberi arti yang penting sebagai perangsang, pengarah dan hadiah bagi usaha-usaha pendidikan dari peserta didik.


2)      Bagi  orang tua
a)      Untuk menentramkan mereka (orang tua) bahwa perkembangan dan pengalaman anaknya telah memuaskan.
b)      Untuk membimbing anak jika terjadi kesulitan yang disebabkan kurang rajinnya  anak belajar di rumah.
c)      Untuk menolong anaknya merencanakan masa depannya.
3)      Bagi pendidik dan sekolah
a)      Dalam pelajaran, terutama digunakan untuk perbaikan dan balikan.
b)      Untuk menentukan status anak.
c)      Nilai digunakan pendidik sebagai bahan laporan untuk orang tua.
d)     Untuk mempromosikan anak.
e)      Dengan nilai pendidik dapat menaikkan anak ke tingkat kelas yang lebih tinggi atau  sebaliknya.
f)       Nilai digunakan sekolah untuk memutuskan anak itu drop out (putus sekolah atau  tidak).
g)      Untuk menentukan ijazah peserta didik .
4)      Bagi pekerjaan
      Sebagai syarat untuk diterima menjadi pegawai di lembaga pemerintah atau  swasta.


Slameto (2001:226) mengemukakan pendapatnya tentang tujuan prestasi belajar sebagai berikut:
1)      Menyediakan bahan untuk penelaahan berkala dan sistematik tentang perkembangan peserta didik  di sekolah.
2)      Memberikan informasi kepada orang tua peserta didik  tentang kemajuan anaknya di sekolah.
3)      Memberikan informasi kepada peserta didik  yang bersangkutan tentang kemajuannya di sekolah.
4)      Memberikan informasi kepada sekolah tentang kemajuan semua peserta didik  di sekolah, sebagai bahan baginya untuk membuat keputusan dan menyelenggarakan pengelolaan sekolah pada umumnya.
5)      Menyediakan bahan untuk membantu peserta didik  dalam memecahkan masalah atau  kesulitan yang dihadapinya.
6)      Menyediakan bahan untuk menentukan kenaikan akademik peserta didik  yang bersangkutan.
7)      Menyediakan bahan untuk sekolah yang akan menampung baik sebagai kelanjutan sekolahnya, ataupun karena kepindahan.
8)      Menyediakan informasi bagi lembaga, jawatan, atau  badan swasta yang akan menampung peserta didik  tersebut sebagai pekerja atau  pegawainya.
9)      Memperbaiki program dan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah yang bersangkutan.
Tujuan dan fungsi prestasi belajar sebagaimana dikemukakan para ahli di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan prestasi belajar adalah  sebagai tolok ukur keberhasilan belajar  peserta didik, sebagai indikator kualitas institusi pendidikan, sebagai umpan balik bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar, untuk menentukan status pendidikan anak, untuk menentramkan hati orang tua mengenai perkembangan dan pengalaman anaknya di sekolah serta untuk menentukan ijazah anak dan nilai dapat digunakan sebagai syarat untuk diterima menjadi pegawai di lembaga pemerintah atau  swasta.

c.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada dasarnya prestasi belajar peserta didik  dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam diri peserta didik  (internal) maupun dari luar diri peserta didik  (eksternal). Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik  merupakan interaksi dari berbagai faktor tersebut, sehingga pemahaman pendidik terhadap faktor-faktor tersebut sangat  penting dalam usaha membantu peserta didik  untuk mencapai prestasi belajar secara  maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar  peserta didik  dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut ini adalah  faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik , diantaranya adalah:
1)      Faktor internal
a)      Faktor jasmaniah atau  fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain-lain.
b)      Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri dari:
(1) Faktor intelektif, yang terdiri dari faktor potensial (seperti kecerdasan   dan bakat) dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.
(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
c)      Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2)      Faktor eksternal
a)      Faktor kematangan sosio, yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat, kelompok.
b)      Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar  dan iklim.
c)      Faktor budaya, seperti adapt istiadat, IPTEK, kesenian.
d)     Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
Sudjana (2002:6) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik  adalah sebagai berikut:
1)      Faktor internal
Faktor internal ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan perhatiannya, kebiasaan, usaha dan motivasi serta faktor-faktor lainnya.
2)      Faktor eksternal
Faktor eksternal dalam proses pendidikan dan pelajaran dapat dibedakan menjadi tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Faktor-faktor di atas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Misalnya peserta didik  yang sakit perut sewaktu ulangan, dia tidak dapat mengerjakan semua soal yang diberikan pendidik karena merasakan sakit dan tidak dapat berkonsentrasi terhadap ulangan itu, dan akibatnya nilainya kurang bagus. Dengan kata lain faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi  belajar adalah faktor yang berasal dari diri peserta didik  seperti jasmani dan rohani serta faktor yang berasal dari seperti lingkungan, budaya, sosial serta lingkungan spiritual keagamaan.



4.      Operasi Hitung Bilangan Bulat

a.      Operasi Bilangan Bulat

Lambang bilangan bulat bentuk panjangnya merupakan hasil penjumlahan dari perkalian bilangan dengan pemangkatan bilangan 10.
Contoh:
2.345 = 2.000 + 300 + 40 + 5
                  = 2x103 + 3 x102 + 4 x101 + 5 x 100
2.345         =     2 ribuan + 3 ratusan + 4 puluhan + 5 satuan
Bilangan
Nilai tempat
Nilai angka
4
3
5
7
4
8






Satuan
8






Puluhan
4






Ratusan
7






Ribuan
5






Puluhan ribu
3






Ratusan ribu
4
Dibaca empat ratus tiga puluh lima ribu tujuh ratus empat puluh delapan.
1)      Menentukan Nilai Tempat Bilangan
   Contoh:
a)      53.451, dibaca lima puluh tiga ribu empat ratus lima puluh satu
b)      212.583, dibaca dua ratus dua belas ribu lima ratus delapan puluh tiga
c)      2.523.459, dibaca dua juta lima ratus dua puluh tiga ribu empat ratus lima puluh sembilan
2)      Himpunan Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari:
a)      bilangan bulat positif bulat positif (bilangan asli)
b)      bilangan nol
c)      bilangan bulat negatif (lawan bilangan asli)
       Sifat Perkalian dari Urutan Bilangan Bulat
a)      Jika a > b, dan c bilangan bulat positif, maka a x c > b x c
jika a < b, dan c bilangan bulat positif, maka a x c < b x c
Contoh:
(1) 6 > 2 dan 6 bilangan bulat positif, maka 6x6 > 2x6
(2)  5 < 7 dan 3 bilangan bulat positif, maka 5x3 < 7x3
b)      Jika a > b, dan c bilangan bulat negatif, maka axc < bxc
Jika a < b, dan c bilangan bulat negatif, maka axc > bxc

c)       
d)     Contoh:
(1) -2 >-6 dan -3 (bilangan bulat negatif), maka -2 x (-3) < -6 x (-3)
(2) -3 < 2 dan -5 (bilangan bulat negatif), maka -3 x (-5) > 2x (-5)
e)      Jika a > b atau a < b, dan c adalah bilangan nol, maka axc = bxc = 0
Contoh:
(1) 4 > -2, maka 4 x 0 = -2 x 0 = 0
(2)    3 < 5, maka 3 x 0 = 5 x 0 = 0
3)      Lawan bilangan bulat
a)      Setiap bilangan bulat mempunyai tepat satu lawan yang juga merupakan bilangan bulat;
b)      Dua bilangan bulat dikatakan berlawanan, apabila dijumlahkan menghasilkan nilai nol, a + (-a) = 0
Contoh:
(1) Lawan dari 4 adalah -4, sebab 4 + (-4) = 0
(2) Lawan dari -7 adalah 7, sebab -7 + 7 = 0
(3)    Lawan dari 0 adalah 0, sebab 0 + 0 = 0
4)      Operasi bilangan bulat
a)      Menjumlahkan bilangan positif
     Contoh: 3 + 5 = 8 pada garis bilangan dituliskan
b)      Menjumlahkan bilangan negatif
     Contoh: -4 + (-3) = -7 pada garis bilangan dituliskan
c)      Menjumlahkan bilangan positif dengan negatif
     Contoh: 5 + (-2) = 3 pada garis bilangan dituliskan
5)      Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan positif.
Contoh
-6 + 8 = 2, digambarkan pada garis bilangan.


6)      Perkalian Bilangan Bulat
Perkalian adalah penjumlahan berulang sebanyak bilangan yang dikalikan.
Contoh:
2 x 3 - 3 + 3 = 6
Perhatikan gambar di bawah ini, ya!
         Sifat-sifat perkalian suatu bilangan
a)      Perkalian bilangan positif dengan bilangan positif, hasilnya positif.
Contoh:
1) 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
2) 7 x 8 = 56
3) 12 x 15 = 180
b)      Perkalian bilangan positif dengan bilangan negatif, hasilnya negatif.
Contoh:
 (1) 4 x (-5)      = (-5) + (-5) + (-5) + (-5)          = -20
(2)   7 x (-8) = -56
(3)               12 x (-15) = -180
c)      Perkalian bilangan negatif dengan bilangan positif, hasilnya negatif.
Contoh:
(1) -4 x 5         = - (5 + 5 + 5 + 5)       = -20
(2) -7 x 8         = -56
 (3) -12x 15     = -180
d)     Perkalian bilangan negatif dengan bilangan negatif, hasilnya positif.
Contoh:
 (1) -4 x (-5) = -[-5 + (-5) + (-5) + (-5)] = -[-20] = 20
  (2)  -7 x (-8) = 56
        (3) -12 x (-15) = 180


Text Box: Kesimpulan:
(1)  + x +     	=  +
(2)  + x -	     	=  –
(3)  – x +	      	=  –
(4) – x + –  	= +
 






7)      Pembagian bilangan bulat
Pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian
Contoh
12 : 4 = 3, karena 4 x 3 = 12 atau 3 x 4 = 12
42 : 7 = 6, karena 7 x 6 = 42 atau 6 x 7 = 42
Sifat-sifat pembagian bilangan bulat:
a) Pembagian bilangan positif dengan bilangan positif, hasilnya positif
   Contoh
   (1) 63: 7        = 9
   (2) 143: 11    = 13
b) Pembagian bilangan positif dengan bilangan negatif, hasilnya negatif
   Contoh:
    (1) 63: (-9)   = -7
    (2) 72: (-6) = -12
c) Pembagian bilangan negatif dengan bilangan positif, hasilnya negatif
   Contoh:
   (1) -63 : 7     = -9
   (2) -20 : 10   = -12
d) Pembagian bilangan negatif dengan bilangan negatif, hasilnya positif.
   Contoh:
    (1) -72 : (-8) = 9
                (2) -120 : (-12)         = 10

b.      Menggunakan Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat

Sifat komutatif

Sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan perkalian.
a + b = b + a
a x b = b x a, berlaku untuk semua bilangan bulat
Contoh:
1) 2 + 4 = 4 + 2 = 6
2) 3 + 5 = 5 + 3 = 8
3) 4 x 2 = 2 x 4 = 8
4) 3 x 2 = 2 x 3 = 6

Sifat asosiatif

Sifat asosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan perkalian.
(a + b) + c = a + (b+c)
(a x b) x c = a x (bxc), berlaku untuk semua bilangan bulat
Contoh:
1) (2+4) + 6 = 2 + (4+6) = 12
2) (3+6) + 7 = 3 + (6+7) = 16
3) (3x2) x 4 = 3 x (2x4) = 24
4) (3x5) x 2 = 3 x (5x2) = 30

Sifat distributif (penyebaran)

a x (b + c) = (a x b) + (a x c), yang berlaku untuk semua bilangan bulat.
Contoh
1) 4 x (5 + 2) = (4 x 5) + (4 x 2) = 28
2)    5 x (7 + 3) = (5 x 7) + (5 x 3) = 50

c.       Operasi Campuran

Aturan dalam mengerjakan operasi campuran adalah sebagai berikut.
1.      Operasi dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.
2.      Perkalian dan pembagian adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan.
3.      Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan.
4.      Perkalian atau pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan atau pengurangan.
Contoh
1) 20 + 30 – 12 = 50 – 12 = 38
2) 200 : 20 : 5  = 30 : 5 = 6
3) 5 x (8 + 4 ) = 5 x 12 = 60
5.      Pecahan
Bilangan pecahan merupakan bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh. Terdiri dari pembilang dan penyebut, pembilangan merupakan bilangan terbagi, penyebut merupakan bilangan pembagi.


Pecahan       =  Pembilang
                             Penyebut
 
 
            Rumus pecahan

Contoh :
4 à  pembilang
5 à  penyebut
Jenis-Jenis Pecahan
a.      Pecahan biasa
Bilangan pecahan yang hanya terdiri atas pembilang dan penyebut.
Contoh :

b.      Pecahan Campuran
Bilangan pecahan yang terdiri atas bilangan utuh, pembilang dan penyebut.



Contoh:
6
2
6    :  bilangan utuh
3
2    :  pembilang


3    :  penyebut
12
7
12  :  bilangan utuh
8
7    :  pembilang


8    :  penyebut
27
1
27  :  bilangan utuh
5
1    :  pembilang


5    :  penyebut

c.       Pecahan Desimal
Merupakan bilangan yang didapat dari hasil pembagian suatu bilangan dengan 10, 100, 1.000, 10.000,  ditulis dengan menggunakan koma (,)
Contoh :
0,3             à  didapat dari 3 dibagi 10
0,65           à  didapat dari 65 dibagi 100
0.009         à  didapat dari 9 dibagi 1.000
1,45           à  didapat dari 145 dibagi 100
2,017         à  didapat dari 2.017 dibagi 1.000



d.      Pecahan Persen
Persen artinya perseratus. Merupakan suatu bilangan dibagi dengan seratus.
Contoh :
                       
                                   
e.       Pecahan Permil
Permil artinya perseribu. Merupakan suatu bilangan dibagi seribu, ditulis dengan tanda ‰.
Contoh :
15‰
Dibaca 15 permil
Artinya 15 per 1.000 (0,015)
115‰
Dibaca 115 permil
Artinya 115 per 1.000 (0,115)
245‰
Dibaca 245 permil
Artinya 245 per 1.000 (0,245)



Menentukan Pecahan Senilai
Pecahan senilai merupakan pecahan yang mempunyai nilai sama
a   =            a  x  n
b       b  x  n

a  =  pembilang
b  =  penyebut
n  =  bilangan yang sama misalnya (1, 2, 3, 4, 5,…)

 
Rumus  :




Contoh :

Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen

a   X 100 %
b
 
Rumus  :


Contoh :
           





Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Campuran

a    à  a : b menjadi bilangan utuh
b          sisanya menjadi pembilang
            b menjadi penyebut
 
Rumus  :


Contoh :
            

Mengubah Bilangan Pecahan Campuran Menjadi Pecahan Biasa

N  :  bilangan utuh
a  :   pembilang
b  :   penyebut
 
Rumus  :




Contoh  :
(Sujatmiko, 2005:3)




6.      Metode STAD
STAD (Student Teams Achievement Division) atau yang biasa disebut dengan diskusi kelompok adalah merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut, diskusi kelompok memiliki empat karakteristik, yaitu:
a.       Melibatkan sekelompok individu
b.      Melibatkan peserta dalam interaksi tatap muka tidak formal
c.       Memiliki tujuan dan bekerja sama
d.      Mengikuti aturan
Dengan belajar secara kelompok, maka kelompok memiliki sumber yang lebih banyak daripada individu. Pengetahuan dan pengalaman sekelompok orang jelas lebih banyak dari pengetahuan dan pengalaman seseorang. Anggota kelompok sering diberi masukan dan motivasi              dari anggota yang lain, yang berusaha agar sumbangan pikiran           bermanfaat bagi keberhasilan kelompok. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode STAD adalah sebagai berikut:
a.       Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing -masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok;
b.      Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim;
c.       Pendidik mengadakan evaluasi terhadap kemampuan peserta didik;
d.      Tiap peserta didik diberi skor atas penguasannya terhadap bahan ajar, bagi peserta didik yang memperoleh prestasi tinggi diberi penghargaan.
(Sugiyanto, 2008:43).

B.     Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika diberikan dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah mengomunikasikan gagasan, serta memiliki sikap menghargai dan menggunakan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam belajar matematika peserta didik tidak hanya dituntut untuk dapat mengerjakan soal yang diberikan pada peserta didik dengan langkah-langkah yang sesuai, akan tetapi peserta didik dituntut untuk mampu memecahkan masalah dalam matematika dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.  Kurangnya pemahaman terhadap pemecahan masalah dalam matematika mengakibatkan pada rendahnya prestasi belajar peserta didik baik secara langsung ataupun tidak langsung. Penggunaan metode STAD dalam belajar matematika diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan serta dapat meningkatkan proses belajar peserta didik.




 













Gambar 2.1. Kerangka  Berpikir Penelitian







C.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.      Diduga penggunaan metode STAD dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.
2.      Diduga penggunaan metode STAD dapat meningkatkan proses belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009.














BAB III
METODOLOGI  PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan istilah PTK. Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengidentifikasi penelitian kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Wiriaatmaja, 2007: 11).
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2008/2009, tepatnya pada bulan Januari sampai dengan Maret 2009. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1.                                                                              Tahap persiapan, yang meliputi:
a.       Penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian;
b.      Perancangan  pembelajaran dengan metode STAD;
c.       Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2.                                                                              Tahap pelaksanaan tindakan dan pengumpulan data
a.       Mengadakan tes awal (pre test)  pada peserta didik;
b.      Memberikan tindakan dengan metode STAD sebanyak 2 kali pertemuan;
c.       Melakukan evaluasi secara tertulis.
3.                                                                              Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian
Secara rinci kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 1 Alokasi Waktu Penelitian
No
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
1
Tahap persiapan
a.       Penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian;
b.      Perancangan  pembelajaran dengan metode STAD;
c.       Pembuatan RPP.





2
Pelaksanaan tindakan dan pengumpulan Data
a.       Mengadakan tes awal (pre test)  pada peserta didik
b.      Memberikan tindakan dengan metode STAD sebanyak 2 kali pertemuan.
c.    Melakukan evaluasi secara tertulis.








3
Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian


SMP Negeri 2 Gatak merupakan salah satu SMP Negeri di kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di Jl. Trangsan, kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo. Pada tahun 2008/2009 sekolah ini berada di bawah pimpinan Drs. Suwarto dengan kategori sekolah sebagai rintisan SSN (Sekolah Berstandar Nasional). Sekolah ini didirikan tahin 1985 dengan visi ”unggul dalam prestasi dan kompetitif berdasarkan iman dan taqwa”, sehingga untuk mencapai visi tersebut pendidik dan pihak sekolah selalu mengadakan upaya perbaikan terhadap layanan pendidikan yang dianggap masih kurang. Indikator dari keberhasilan visi SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo:
1.            Unggul  dalam pencapaian nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional.
2.            Unggul dalam lomba dan olah raga.
3.            Unggul dalam kemampuan baca tulis al Qur’an.
4.            Unggul dalam aktivitas keagamaan dan sosial.
5.            Unggul dalam disiplin dan tanggungjawab.
Misi SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo adalah:
1.      Melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien berdasarkan konsep belajar tuntas melalui program pengajaran remidial dan pengayaan dengan mengoptimalkan seluruh input.
2.      Meningkatkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah sesuai dengan potensi yang dimiliki.
3.      Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga sekolah melalui baca tulis Al-qur’an.
4.      Meningkatkan budaya disiplin dan tanggungjawab dalam kehidupan sekolah.
5.      Meningkatkan manajemen partisipasif dengan melibatkan warga sekolah.

B.     Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sasaran yang akan dikenai tindakan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah 40 peserta didik pada kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian dilakukan pada kelas VII B karena peneliti mengajar kelas tersebut sehingga mengetahui berbagai karakteristik dan perilaku peserta didik dalam belajar. Alasan lainnya adalah diketahui prestasi belajar peserta didik masih kurang sehingga pendidik memiliki tanggungjawab untuk memperbaiki kondisi tersebut agar dapat diperoleh prestasi belajar yang lebih baik yaitu dengan menggunakan metode STAD dalam kegiatan pembelajaran matematika.

C.    Sumber Data
Sumber data utama dalam sebuah penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan untuk mendukung data yang lainnya. Sehingga antar satu data dengan data yang lain dapat saling mendukung (Moleong, 2002: 112). Dalam penelitian ini, data dan sumber data yang digunakan sebagai bahan analisis data adalah semua pendapat, komentar dan aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan. Sumber data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu data primer dan sekunder.
1.      Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2007: 193). Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil tes yang diberikan dalam pembelajaran matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 semester II pada kompetensi melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan. Tes yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah pembelajaran dengan menggunakan metode STAD.
2.      Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007: 193). Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari hasil pengamatan, jawaban atas wawancara yang dilakukan dan dokumen sekolah yang berkaitan pembelajaran matematika.

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan non tes. Teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1.      Teknik Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah (Mardapi, 2004:71). Tes merupakan alat prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditetapkan (Arikunto, 1990:51). Tes yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tes tertulis yang diberikan kepada peserta didik  dengan jumlah soal 10 item yang berbentuk soal objektif. Tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD.
2.      Teknik non tes
Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara serta dokumentasi. Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2007:220). Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku peserta didik selama proses pembelajaran matematika baik yang berkaitan dengan a) interaksi peserta didik dengan pendidik, b) interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, c) motivasi peserta didik dalam belajar, d) keaktifan serta kreativitas peserta didik dalam belajar.
Wawancara (interview) merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab antara responden dengan narasumber guna memperoleh data yang dibutuhkan (Sukmadinata, 2007:216). Wawancara dilakukan untuk mengetahui berbagai komentar atau pendapat peserta didik berkaitan dengan kegiatan yang diberikan dalam pembelajaran matematika dengan penggunaan metode STAD.
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu tertentu (W. Gulo, 2003: 1234). Dokumentasi dijadikan sebagai data pendukung dalam penelitian yang berupa arsip nilai peserta didik serta berbagai soal yang diberikan pada peserta didik.

E.     Analisis Data
Menurut Milles dan Hubermann (2004 :19-20) bahwa pemilihan rancangan analisis untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif didasarkan pada tiga komponen utama yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
1.      Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data yang diperoleh dari catatan lapangan. Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yag tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
2.      Sajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. Penyajian data tersebut diupayakan sesistematis mungkin agar mudah dipahami interaksi antar bagian dalam konteks yang utuh dan tidak terlepas satu sama lain.
3.      Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan berdasarkan fenomena pada pola-pola hubungan antar fenomena. Jika belum diketemukan atau belum jelas hubungan yang terjadi antar fenomena, maka peneliti akan kembali ke lapangan mengadakan klarifikasi melalui verifikasi data. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih dapat dipercaya.



F.     Keabsahan Data
Keabsahan data dari sebuah penelitian sangat penting artinya karena dengan keabsahan data merupakan salah satu langkah awal kebenaran dari analisis data. Dalam menguji keabsahan suatu data atau memeriksa kebenaran data digunakan cara memperpanjang masa penelitian, pengawasan yang terus-menerus, triangulasi teknik pengumpulan data, menganalisis kasus negatif, mengadakan sumber check, serta membicarakan dengan orang lain atau teman sejawat. Menurut Sukmadinata (2007: 153), validitas menunjukkan ketepatan pengumpulan data, atau data yang dikumpulkan memang benar-benar yang ingin diperoleh peneliti. Validitas pengumpulan data kualitatif meliputi 2 hal yaitu keterpercayaan dan keterpahaman.
1.                  Keterpercayaan
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ditandai dengan karakteristik-karakteristik seperti:
a.       Kredibilitas yaitu kemampuan peneliti memahami dan mengumpulakn data-data dari situasi yang komplek dan mengungkap pola-pola yang sukar untuk dijelaskan.
b.      Transferabilitas, yaitu penelitian kualitatif tidak menghasilkan generalisasi, tetapi sejaumana, temuan-temuan dalam penelitian ini dapat digunakan atau diterapkan pada situasi lain.
c.       Keabsahan; menunjukkan bahwa data yang diperoleh adalah benar, dicek kepada beberapa pihak hasilnya hampir sama.
d.      Konfirmabilitas, menunjukkan bahwa data yang diperoleh adalah netral atau obyektif, menggambarkan keadaan yang sebenarnya, bukan rekaan.
2.      Keterpahaman
            Ada 4 kriteria keterpahaman pengumpulan data kualitatif yaitu:
a.       Validitas diskriptif, menunjukkan ketepatan data yang dikumpulkan; validitas interpretif, menunjukkan kepedulian peneliti terhadap pandangan-pandangan partisipan;
b.      Validitas teoritis, kemampuan peneliti menjelaskan fenomena-fenomena yang dipelajari dan dideskripsikan; kebergunaan, menunjukkan bahwa data yang dihasilkan dapat digunakan dalam komunitas yang diteliti;
c.       Validitas evaluatif, menunjukkan kemampuan peneliti untuk menghasilkan data yang bukan perkiraan.

G.    Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan tolok ukur ketercapaian sebuah penelitian yang akan diukur. Indikator ketercapaian kinerja pada penelitian ini diperoleh jika prestasi belajar peserta didik dengan rata-rata cukup yaitu  dengan rentang 60-74. Indikator lain dari ketercapaian hasil pembelajaran adalah adanya peningkatan proses pembelajaran yang ditandai dengan 1) adanya keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, 2)  ada interaksi peserta didik dengan pendidik, 3) adanya kerjasama antar peserta didik, 4) kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah. Dengan demikian apabila proses dan prestasi belajar peserta didik  telah memenuhi kriteria tersebut maka  penelitian tindakan kelas ini dianggap telah berhasil dan penelitian tindakan kelas ini tidak perlu dilanjutkan lagi. Indikator kinerja dalam penelitian ini diharapkan dapat tercapai pada siklus II, sehingga peneliti tidak memerlukan banyak siklus yang akan menyita waktu belajar peserta didik.
Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan Penelitian
No.
Kategori
Keterangan
1.
Amat Baik
Nilai yang diperoleh siswa antara 90 - 100
2.
Baik
Nilai yang diperoleh siswa antara 75 - 89
3.
Cukup
Nilai yang diperoleh siswa antara 60 - 74
4.
Kurang
Nilai yang diperoleh kurang dari          60

H.    Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terbagi dalam empat bagian yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
1.      Siklus I
a.       Perencanaan (plan)
Perencanaan dilakukan dengan membuat semua rencana kegiatan yang akan diberikan pada peserta didik yang dituangkan dalam RPP serta merencanakan materi yang akan diberikan dan evaluasi yang akan dilakukan.

b.      Pelaksanaan (action)
Pembelajaran pada siklus I diberikan dengan metode STAD. Langkah-langkah kegiatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1)      Pendidik menyampaikan materi pelajaran;
2)      Pendidik menyajikan masalah untuk diselesaikan tiap peserta didik;
3)      Peserta didik melakukan diskusi kelas;
4)      Pendidik melakukan penguatan dan balikan;
5)      Pendidik melakukan evaluasi tertulis.
c.       Observasi (observation)
Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku peserta didik dalam belajar matematika baik yang berhubungan dengan motivasi, keaktifan serta kreativitas peserta didik.
d.      Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan tindak lanjut dari segala kekurangan atau kelemahan yang ada dalam penelitian. Dengan adanya refleksi maka diharapkan hasil penelitian dapat diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Siklus II
a.       Perencanaan (plan)
Perencanaan kegiatan pada siklus II ini berupa persiapan tindakan perbaikan dari hasil refleksi siklus I dengan merencanakan tindakan yang akan diberikan pada peserta didik pada pembelajaran menggunakan metode STAD.
b.      Pelaksanaan (action)
1)      Pendidik memberikan pengarahan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan;
2)      Peserta didik membaca buku matematika;
3)      Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 anggota kelompok;
4)      Tiap kelompok menyelesaikan masalah dalam matematika dengan diskusi;
5)      Tiap anggota kelompok wajib menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi;
6)      Pelaksanaan diskusi kelas;
7)      Mengambil kesimpulan dari diskusi yang dilakukan secara kelompok;
8)      Pendidik memberikan penguatan dan balikan;
9)      Pendidik melakukan evaluasi.
c.       Observasi (observation)
Observasi dilakukan untuk mengamati berbagai perubahan perilaku peserta didik dalam belajar baik yang berkaitan dengan minat, keaktifan, kreativitas serta interaksi antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam kegiatan pembelajaran.
.
d.      Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan terhadap kekurangan atau kelemahan dari pelaksanan kegiatan pembelajaran. Jika dalam penelitian dianggap telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan maka penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.


















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Kondisi Awal
Kegiatan pembelajaran diberikan dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dirinya secara optimal. Adanya pembelajaran matematika diharapkan peserta didik mampu memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengomunikasikan gagasan serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga dalam pelaksanannya pembelajaran harus dilaksanakan dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran secara aktif untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara optimal.
Pembelajaran matematika yang dilakukan pendidik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2008/2009 dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode ceramah dan sesekali peserta didik diberi penugasan. Sehingga peserta didik dalam belajar hanya mampu mengerjakan soal karena hafal dengan langkah-langkah penyelesaian akan tetapi jika model soal dirubah maka peserta didik mengalami masalah dalam mengerjakannya. Hal itu tentunya membawa dampak terhadap hasil belajar peserta didik, karena banyak soal yang berkaitan dengan masalah matematika tidak  dapat diselesaikan peserta didik dengan baik. Pengamatan yang dilakukan pada kondisi awal ini diketahui bahwa saat kegiatan pembelajaran diketahui bahwa peserta didik hanya mendengarkan pendidik menyampaikan materi, jika kurang paham maka bertanya dan pendidik mengulangnya setelah itu peserta didik mengerjakan soal latihan. Kegiatan itu dilakukan pada semua materi matematika sehingga tidak jarang dilihat dalam pembelajaran peserta didik yang bercerita sendiri, mengantuk atau bahkan bermain kertas ataupun alat tulis. Berkaitan dengan hal tersebut maka pendidik melakukan upaya perbaikan terhadap pembelajaran matematika dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division) atau yang biasa disebut dengan diskusi kelompok, dengan penerapan metode STAD diharapkan peserta didik mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil tes yang diberikan pada peserta didik dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 4.1  Hasil Penilaian Kondisi Awal
Kategori
Nilai Tiap Aspek
Frekuensi
%
Keterangan
Amat Baik
Nilai   (90-100)
0
0

Baik
Nilai   (75-89) 
0
0
95 % peserta
Cukup
Nilai   (60-74) 
2
5
belum mencapai nilai KKM
Kurang
Nilai     (<60) 
38
95


Rata-rata
40.625
100


Keterangan :
Perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Exel

Hasil tes di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai ulangan yang diberikan pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 adalah kurang dengan nilai rata-rata 40,625, yang berarti bahwa kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan adalah kurang.

B.     Deskripsi Siklus I
1.      Perencanaan (plan)
Pendidik membuat rencana kegiatan yang berkaitan penggunaan metode STAD dengan membagi peserta   didik ke dalam beberapa kelompok diskusi.
2.      Pelaksanaan (action)
Pembelajaran pada siklus I diberikan dengan metode STAD. Langkah-langkah kegiatan yang diberikan adalah sebagai berikut:
a.       Pendidik menyampaikan materi pelajaran;
b.      Pendidik menyajikan masalah untuk diselesaikan tiap peserta didik;
c.       Peserta didik melakukan diskusi kelas;
d.      Pendidik melakukan penguatan dan balikan;
e.       Pendidik melakukan evaluasi tertulis.
3.      Observasi (observation)
Pada siklus I ini banyak peserta didik yang belum mampu menyelesaikan masalah yang diberikan oleh pendidik. Sehingga banyak peserta didik yang bertanya pada teman lainnya akibatnya kelas menjadi  gaduh. Untuk mengendalikan kondisi belajar tersebut, maka pendidik mengambil alih kegiatan dan memberi pengarahan pada peserta didik cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Peserta didik dalam melakukan diskusi belum terlihat ada kegiatan yang berarti karena dalam kegiatan tersebut banyak peserta didik yang hanya sebagai penggembira kegiatan dan belum mampu berperan secara optimal dalam mengemukakan pendapat untuk memecahkan masalah.
4.      Refleksi (reflection)
Hambatan pada siklus I ini adalah peserta didik belum mampu memecahkan masalah dalam operasi hitung bilangan bulat dan pecahan. maka pendidik melakukan upaya perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II dengan memberikan pengarahan secara matang pada awal kegiatan, serta membentuk kelompok diskusi dan selanjutnya kegiatan diserahkan pada peserta didik sehingga pendidik hanya mengawasi dan memantau kegiatan yang akan berlangsung. Hasil tes yang diberikan pada peserta  didik pada siklus I diketahui bahwa:
Tabel 4.2  Hasil Penilaian Siklus I
Kategori
Nilai Interval
Frekuensi
%
Keterangan
Amat Baik
Nilai   (90-100)
0
0

Baik
Nilai   (75-89) 
2
5
57.5 % peserta
Cukup
Nilai   (60-74) 
15
37.5
belum mencapai nilai KKM
Kurang
Nilai     (<60) 
23
57.5


Rata-rata
57.25
100

Keterangan :
Perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Exel

Rata-rata nilai ulangan matematika yang diberikan pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 adalah cukup dengan nilai rata-rata 57,25, yang berarti bahwa kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan adalah cukup.

C.    Deskripsi Siklus II
1.      Perencanaan (plan)
Persiapan pada siklus II ini dilakukan pendidik dengan memberi pengarahan tentang kegiatan cara membuat masalah dalam matematika dan cara memecahkan masalah dalam matematika.
2.      Pelaksanaan (action)
a.       Pendidik memberikan pengarahan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode STAD;
b.      Peserta didik membaca buku matematika tentang operasi hitung bilangan bulat dan pecahan;
c.       Peserta didik dibagi menjadi 10 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 anggota kelompok;
d.      Tiap kelompok menyelesaikan masalah dalam matematika dengan diskusi;
e.       Tiap anggota kelompok wajib menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi;
f.       Pelaksanaan diskusi kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan;
g.      Membuat kesimpulan dari diskusi kelas pada tiap-tiap kelompok dan menyampaikannya di depan kelas;
h.      Pendidik memberikan penguatan dan balikan;
i.        Pendidik melakukan evaluasi.
3.      Observasi (observation)
Pengamatan yang dilakukan pada siklus II diketahui bahwa masing-masing kelompok telah mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Terlihat motivasi dari tiap kelompok untuk bersaing dengan kelompok lainnya dengan berlomba-lomba setiap anggota kelompok untuk berperan aktif dalam kegiatan. Karena setiap kelompok harus mencatat anggota yang aktif dan tidak aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Pada diskusi ini terjalin interaksi positif antara peserta didik yang satu dengan yang lain, ada interaksi peserta didik dengan pendidik, adanya kerjasama antar peserta didik dalam menyelesaikan masalah, serta ada kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah.
Pada pelaksanaan diskusi kelas, banyak masalah yang diungkapkan oleh masing-masing kelompok. Pendidik bertindak sebagai moderator dan mediator dalam pelaksanan diskusi, sebagai mediator pendidik berperan sebagai media diskusi saja dan bukan penyampai materi dalam diskusi sehingga kegiatan dilakukan oleh peserta didik dan pendidik juga mengawasi kegiatan pembelajaran, jika ada hal yang belum sesuai maka segera diluruskan dan dikuatkan oleh pendidik.
4.      Refleksi (reflection)
Pada siklus ini diketahui bahwa peserta didik dapat melakukan kegiatan diskusi dengan baik yaitu mampu berperan aktif dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan masalah matematika yang ada sehingga pada siklus II ini indikator kinerja penelitian telah tercapai. Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yang sangat berarti yaitu diperoleh rata-rata kelas 73,63, secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3  Hasil Penilaian Siklus II
Kategori
Nilai Interval
Frekuensi
%
Keterangan
Amat Baik
Nilai(90-100)
1
2.5

Baik
Nilai (75-89) 
6
15
77.5 % peserta
Cukup
Nilai (60-74) 
31
77.5
telah mencapai nilai KKM
Kurang
Nilai   (<60) 
2
5


Rata-rata
66
100


Keterangan :
Perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Exel
Rata-rata nilai ulangan matematika yang diberikan pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 adalah cukup dengan nilai rata-rata 66,00, yang berarti bahwa kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan adalah cukup.

D.    Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Pada kondisi awal diketahui bahwa peserta didik dalam belajar belum mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dengan baik, hal itu terlihat pada hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa peserta didik dalam belajar matematika hanya mendengarkan, mencatat dan mengerjakan tugas sehingga peserta didik tidak memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang dapat dilihat pada saat peserta didik mengerjakan tugas yaitu jika soal yang diberikan berbeda dengan tipe soal yang biasa diberikan ternyata para peserta didik masih mengalami hambatan untuk memecahkan masalah tersebut. Hasil tes yang diberikan pada kondisi awal diketahui bahwa rata-rata kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo adalah 40,625. Hasil tersebut dianggap masih kurang, meskipun matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit namun hasil tersebut masih perlu untuk ditingkatkan lagi.
Hasil tes yang diberikan pada siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata kelas VII B adalah 57,25 Hasil  tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan hasil tes pada kondisi awal sebelum diberi tindakan dengan metode STAD.  Pada siklus I ini banyak peserta didik yang belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik. Sehingga banyak peserta didik yang bertanya pada teman lainnya akibatnya kelas menjadi  gaduh. Untuk mengendalikan kondisi belajar tersebut, maka pendidik mengambil alih kegiatan dan memberi pengarahan pada peserta didik cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Pada siklus I ini peserta didik belum sepenuhnya aktif dalam kegiatan, kreativitas peserta didik belum nampak, interaksi antar peserta didik dalam diskusi  juga belum dapat dilihat secara jelas. Meskipun nilai rata-rata pada siklus ini telah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian, akan tetapi indikator lain dalam penelitian ini belum tercapai sehingga perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Hasil tes yang diberikan pada siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik kelas VII B adalah 66,00 dengan kategori cukup. Pada siklus II diketahui bahwa masing-masing kelompok telah mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Terlihat motivasi dari tiap kelompok untuk bersaing dengan kelompok lainnya dengan menunjukkan antusiasme  setiap anggota kelompok berperan aktif dalam diskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pada siklus ini terjalin interaksi positif antara peserta didik dengan peserta didik maupun antara pendidik dengan peserta didik, adanya kerjasama antar peserta didik dalam menyelesaikan masalah, serta ada kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil observasi dan nilai rata-rata tes pada siklus II ini telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu rata-rata nilai peserta didik cukup atau nilai  60-74 serta  adanya peningkatan proses pembelajaran yang ditandai dengan 1) adanya keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, 2)  ada interaksi peserta didik dengan pendidik, 3) adanya kerjasama antar peserta didik, 4) adanya kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah. sehingga pada siklus II ini penelitian dianggap telah berhasil dan tidak perlu untuk dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dapat disimpulkan bahwa  penggunaan metode STAD dapat meningkatkan proses dan prestasi belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009, metode STAD juga dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika pada peserta didik kelas VII B di SMP Negeri Gatak kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 serta dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.















BAB V
PENUTUP

A.    Simpulan
Pembelajaran matematika yang diberikan pada peserta didik dengan menggunakan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII B di SMP Negeri 2 Gatak kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. Hal itu dibuktikan dengan nilai rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang diketahui pada siklus I adalah 57,25 dan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu nilai rata-rata ulangan matematika diperoleh hasil 66,00. Hasil tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikaan sehingga rata-rata kemampuan peserta didik dalam melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan adalah cukup.
Keberhasilan lain dalam penelitian ini ditandai dengan adanya keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, ada interaksi peserta didik dengan pendidik, ada kerjasama antar peserta didik dalam menyelesaikan masalah, serta adanya kreativitas peserta didik dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain penelitian ini juga dapat meningkatkan proses belajar serta kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

B.     Implikasi
Penerapan metode STAD dalam pembelajaran dapat meningkatkan peran serta peserta didik dalam belajar karena dengan metode STAD peserta didik melakukan berbagai kegiatan yang berpusat pada peserta didik yaitu dengan melakukan diskusi sehingga peserta didik dapat mengemukakan pendapatnya baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Selain itu dengan digunakannya metode STAD dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah matematika, karena melalui metode STAD semua masalah matematika yang ada diselesaikan secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Metode STAD yang diterapkan juga dapat membantu meningkatkan kemampuan pendidik dalam mengelola peserta didik, karena dalam penggunaan metode STAD sepenuhnya berpusat pada kegiatan peserta didik sehingga pendidik hanya sebagai fasilitator, mediator serta motivator dalam belajar dan pendidik hanya perancang kegiatan yang dilakukan peserta didik.

C.    Saran
Banyak pengalaman yang dialami oleh pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan metode STAD. Dari pengalaman tersebut dapat diketahui berbagai kelebihan dan kekurangan dalam penelitian ini. Berkaitan dengan adanya kekurangan dalam penelitian ini maka saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.      Penggunaan metode  STAD memerlukan pengawasan dari pendidik sebagai pengontrol kegiatan, sehingga pendidik tidak dapat secara langsung melepaskan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa adanya pengawasan.
2.      Pemberian penghargaan terhadap peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, maka dari itu sebagai pendidik hendaknya dapat meningkatkan motivasi terhadap peserta didik.
3.      Pelaksanaan metode STAD memerlukan peran serta secara aktif dari peserta didik, maka dari itu hendaknya peserta didik dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dengan sebaik mungkin melalui pengarahan dari pendidik.












DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi & Widodo, Supriyanto. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rieneka Cipta

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara

Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 Tentang Pendidikan
Depdiknas. 2006.Pedoman Penyusunan KTSP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Dikdasmen

Gulo,W. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mardapi, Djemari. 2004. Evaluasi Pembelajaran Kreatif. Diakses dari www.google.com pada Januari 2009

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E .2005. Menjadi Guru Profesianal. Bandung: Remaja Rosda Karya
                                                 
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Salim, Peter & Salim, Tenny. 1991. Kamus Bahasa Indonesia  Kontemporer. Jakarta: Modern English

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sugiyanto. 2008. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Model-Model Pembelajaran Inovatif. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sujatmiko, Ponco. 2005. Matematika Kreatif (Konsep dan Terapannya). Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Sukardi & Sukarno, Anton. 1993. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Reineka Cipta
Sukmadinata N.S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sutikno, Sobri. 2007. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram : NTP Press

Suyitno. 2004. Pengelolaan  Mutu Pendidikan. Bandung: Alfa Beta

Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara

Wiriaatmadja, R. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


79
 
 












LAMPIRAN

CONTOH MASALAH YANG DISAJIKAN DALAM DISKUSI
1.      Jarak antara kota A dan B adalah 100 m. Ardi berangkat dari kota A menuju kota B dengan sepeda motor, setelah beberapa saat Ardi berhenti di kota C yang masih berjarak 30 km ke kota B. Ketika dia akan melanjutkan perjalanan, tiba-tiba dia sadar kalau dompetnya terjatuh. Ardi kembali ke arah kota A dan menemukan dompetnya pada jarak 15 km dari kota C. Tentukan jarak kota A dari soal di atas!
a.       Apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan?
b.      Apa strategi yang dapat dibuat untuk menyelesaikan soal di atas!
c.       Selesaikanlah!
d.      Uji dan periksa hasil jawabanmu secara kelompok
2.      Dari 40 peserta didik kelas VII B diketahui 30 peserta didik berbakat dibidang musik, 20 anak berbakat dibidang olahraga, dan 1/8 dari jumlah anak tidak berbakat dibidang musik dan olahraga. Jika 3/5 dari anak yang berbakat dibidang musik dan olahraga adalah anak laki-laki, berapa anak perempuan yang berbakat di bidang musik dan olahraga?
3.      Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan masalah-masalah yang terkait dengan pembulatan, misalnya terhadap hasil pengukuran dan uang kembalian waktu belanja. Tulislah temuanmu dan apa pendapatmu!


SOAL TES

Pilihlah salah satu jawaban pada soal di bawah ini pada huruf a, b, c, atau d Dengan memberi tanda silang (x)!.
1.      15 – (-11)  =...
a.       26
b.      4
c.       -4
d.      -26
2.      Tentukan nilai n yang memenuhi persamaan n = -18 : 3...
a.       6
b.      -6
c.       15
d.      -15
3.      Tentukan nilai berikut ...
a.       169
b.      30
c.       26
d.      84
4.      Nyatakan pecahan  dalam bentuk pecahan paling sederhana...
a.
b. 0,66
c.
d.
5.      Tentukan sebuah pecahan diantara ...
a.
b.
c.
d.
6.      Ubahlah pecahan campuran 3  menjadi bentuk pecahan biasa...
a.
b.
c.
d.
7.      Seorang pedagang mempunyai modal sebesar Rp. 1.000.000,00. Jika pedagang tersebut mendapat keuntungan 5% dari modalnya, berapa rupiah besar keuntungannya?
a.       50.000,00
b.      20.000,00
c.       5000
d.      500.000,00
8.      Tentukan hasil pengurangan dan penjumlahan berikut ini !
a.
b.
c.
d. 1
9.      Tentukan ...
a.
b.
c.
d. (a x b) m.n
10.  Tuliskan bilangan ini dalam bentuk baku 108.870.000...
a.             1,08 x 108                      c. 10,8 x 108
b.            10,9 x 108                      d. 1,09 x 108

KUNCI JAWABAN

1.
A
6.
C
2.
B
7.
A
3.
C
8.
A
4.
D
9.
C
5.
A
10.
D



















 
DATA NILAI PRA TINDAKAN

KELAS VII B SMT II SMP NEGERI 2 GATAK

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

URUT
INDUK 
NAMA SISWA
L/P

KETERANGAN


1
5327
Adi Sutrisno
L
35
Tidak Mencapai KKM


2
5328
Aditya Prasetya N
L
40
Tidak Mencapai KKM


3
5330
Agus Setiyono
P
45
Tidak Mencapai KKM


4
5331
Ahmad Yunus
P
70
KKM Terlampaui


5
5332
Aris
L
45
Tidak Mencapai KKM


6
5333
Becha Nadia Utama
P
40
Tidak Mencapai KKM


7
5334
Cahyawati Ningrum
P
40
Tidak Mencapai KKM


8
5335
Davet Febriyanto
L
45
Tidak Mencapai KKM


9
5336
Desi Tri Wahyuni
L
40
Tidak Mencapai KKM


10
5337
Dita Andri Ana
L
35
Tidak Mencapai KKM


11
5338
Dyah Fatmawati
P
40
Tidak Mencapai KKM


12
5339
Eko Pramono
P
40
Tidak Mencapai KKM


13
5340
Faizal Gunawan
P
50
Tidak Mencapai KKM


14
5341
Fitri Lestariningsih
L
25
Tidak Mencapai KKM


15
5342
Gading Widi Prakoso
P
30
Tidak Mencapai KKM


16
5343
Ida Sri Lestari
L
40
Tidak Mencapai KKM


17
5346
Jajang Nurjaman
P
30
Tidak Mencapai KKM


18
5347
Jeffri Saputra
L
35
Tidak Mencapai KKM


19
5348
Laili Khusnul Khotimah
P
60
KKM Terlampaui


20
5349
Mintarjo
P
40
Tidak Mencapai KKM


21
5350
Moh Rais Nur Arzam
L
30
Tidak Mencapai KKM


22
5351
Niken Tri Pradipta
L
50
Tidak Mencapai KKM


23
5352
Nilamwati Ananda
L
50
Tidak Mencapai KKM


24
5353
Noor Rhoma SS
P
35
Tidak Mencapai KKM


25
5354
Novi Tri  Handayani
P
35
Tidak Mencapai KKM


26
5356
Nuring Tyas Oktavia
L
40
Tidak Mencapai KKM


27
5357
Nurul Vivit Hapsari
P
50
Tidak Mencapai KKM


28
5358
Rahmadani Iman Taufik
P
40
Tidak Mencapai KKM


29
5359
Reni Andila
L
45
Tidak Mencapai KKM


30
5360
Rian Yudi Utomo
P
30
Tidak Mencapai KKM


31
5361
Rika Widyaningsih
P
30
Tidak Mencapai KKM


32
5362
Santi Widiati
P
40
Tidak Mencapai KKM


33
5363
Septi Kumalasari
P
50
Tidak Mencapai KKM


34
5364
Shidiq Rochanu
P
50
Tidak Mencapai KKM


35
5366
Siti Aysah
L
40
Tidak Mencapai KKM


36
5367
Sri Widaningsih
P
50
Tidak Mencapai KKM


37
5368
Taslatun Assruni
P
50
Tidak Mencapai KKM


38
5369
Tri Sulistiyo
L
25
Tidak Mencapai KKM


39
5370
Wahid Nurhidayat
P
30
Tidak Mencapai KKM


40
5371
Yuni Memoris Yuli
L
30
Tidak Mencapai KKM




Nilai   (90-100)

0



L
18
Nilai   (75-89) 

0
38 peserta


P
22
Nilai   (60-74) 

2
Belum mencapai nilai KKM




Nilai     (<60) 

38





Rata-rata

40.625



DATA NILAI  SIKLUS I

KELAS VII B SMT II SMP NEGERI 2 GATAK

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

URUT
INDUK 
NAMA SISWA
L/P
NILAI
 KETERANGAN


1
5327
Adi Sutrisno
L
55
Belum Mencapai KKM


2
5328
Aditya Prasetya N
L
60
KKM Terlampaui


3
5330
Agus Setiyono
P
65
KKM Terlampaui


4
5331
Ahmad Yunus
P
80
KKM Terlampaui


5
5332
Aris
L
50
Belum Mencapai KKM


6
5333
Becha Nadia Utama
P
60
KKM Terlampaui


7
5334
Cahyawati Ningrum
P
55
Belum Mencapai KKM


8
5335
Davet Febriyanto
L
60
KKM Terlampaui


9
5336
Desi Tri Wahyuni
L
55
Belum Mencapai KKM


10
5337
Dita Andri Ana
L
60
KKM Terlampaui


11
5338
Dyah Fatmawati
P
60
KKM Terlampaui


12
5339
Eko Pramono
P
55
Belum Mencapai KKM


13
5340
Faizal Gunawan
P
55
Belum Mencapai KKM


14
5341
Fitri Lestariningsih
L
45
Belum Mencapai KKM


15
5342
Gading Widi Prakoso
P
50
Belum Mencapai KKM


16
5343
Ida Sri Lestari
L
60
KKM Terlampaui


17
5346
Jajang Nurjaman
P
50
Belum Mencapai KKM


18
5347
Jeffri Saputra
L
55
Belum Mencapai KKM


19
5348
Laili Khusnul Khotimah
P
75
KKM Terlampaui


20
5349
Mintarjo
P
55
Belum Mencapai KKM


21
5350
Moh Rais Nur Arzam
L
50
Belum Mencapai KKM


22
5351
Niken Tri Pradipta
L
60
KKM Terlampaui


23
5352
Nilamwati Ananda
L
60
KKM Terlampaui


24
5353
Noor Rhoma SS
P
55
Belum Mencapai KKM


25
5354
Novi Tri  Handayani
P
55
Belum Mencapai KKM


26
5356
Nuring Tyas Oktavia
L
55
Belum Mencapai KKM


27
5357
Nurul Vivit Hapsari
P
65
KKM Terlampaui


28
5358
Rahmadani Iman Taufik
P
60
KKM Terlampaui


29
5359
Reni Andila
L
65
KKM Terlampaui


30
5360
Rian Yudi Utomo
P
50
Belum Mencapai KKM


31
5361
Rika Widyaningsih
P
50
Belum Mencapai KKM


32
5362
Santi Widiati
P
55
Belum Mencapai KKM


33
5363
Septi Kumalasari
P
55
Belum Mencapai KKM


34
5364
Shidiq Rochanu
P
55
Belum Mencapai KKM


35
5366
Siti Aysah
L
60
KKM Terlampaui


36
5367
Sri Widaningsih
P
65
KKM Terlampaui


37
5368
Taslatun Assruni
P
70
KKM Terlampaui


38
5369
Tri Sulistiyo
L
45
Belum Mencapai KKM


39
5370
Wahid Nurhidayat
P
50
Belum Mencapai KKM


40
5371
Yuni Memoris Yuli
L
50
Belum Mencapai KKM




Nilai   (90-100)

0



L
18
Nilai   (75-89) 

2
17 peserta


P
22
Nilai   (60-74) 

15
Telah mencapai
nilai KKM




Nilai     (<60) 

23





Rata-rata

57.25


DATA NILAI PRA  SIKLUS II

KELAS VII B SMT II SMP NEGERI 2 GATAK

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

URT
INDUK

L/P
NILAI
KETERANGAN

1
5327
Adi Sutrisno
L
65
KKM Terlampaui

2
5328
Aditya Prasetya N
L
70
KKM Terlampaui

3
5330
Agus Setiyono
P
70
KKM Terlampaui

4
5331
Ahmad Yunus
P
95
KKM Terlampaui

5
5332
Aris
L
60
KKM Terlampaui

6
5333
Becha Nadia Utama
P
65
KKM Terlampaui

7
5334
Cahyawati Ningrum
P
60
KKM Terlampaui

8
5335
Davet Febriyanto
L
65
KKM Terlampaui

9
5336
Desi Tri Wahyuni
L
65
KKM Terlampaui

10
5337
Dita Andri Ana
L
65
KKM Terlampaui

11
5338
Dyah Fatmawati
P
75
KKM Terlampaui

12
5339
Eko Pramono
P
60
KKM Terlampaui

13
5340
Faizal Gunawan
P
65
KKM Terlampaui

14
5341
Fitri Lestariningsih
L
55
Belum Mencapai KKM

15
5342
Gading Widi Prakoso
P
60
KKM Terlampaui

16
5343
Ida Sri Lestari
L
75
KKM Terlampaui

17
5346
Jajang Nurjaman
P
65
KKM Terlampaui

18
5347
Jeffri Saputra
L
60
KKM Terlampaui

19
5348
Laili Khusnul Khotimah
P
80
KKM Terlampaui

20
5349
Mintarjo
P
60
KKM Terlampaui

21
5350
Moh Rais Nur Arzam
L
60
KKM Terlampaui

22
5351
Niken Tri Pradipta
L
70
KKM Terlampaui

23
5352
Nilamwati Ananda
L
65
KKM Terlampaui

24
5353
Noor Rhoma SS
P
60
KKM Terlampaui

25
5354
Novi Tri  Handayani
P
60
KKM Terlampaui

26
5356
Nuring Tyas Oktavia
L
65
KKM Terlampaui

27
5357
Nurul Vivit Hapsari
P
70
KKM Terlampaui

28
5358
Rahmadani Iman Taufik
P
75
KKM Terlampaui

29
5359
Reni Andila
L
75
KKM Terlampaui

30
5360
Rian Yudi Utomo
P
60
KKM Terlampaui

31
5361
Rika Widyaningsih
P
55
Belum Mencapai KKM

32
5362
Santi Widiati
P
65
KKM Terlampaui

33
5363
Septi Kumalasari
P
65
KKM Terlampaui

34
5364
Shidiq Rochanu
P
65
KKM Terlampaui

35
5366
Siti Aysah
L
70
KKM Terlampaui

36
5367
Sri Widaningsih
P
70
KKM Terlampaui

37
5368
Taslatun Assruni
P
75
KKM Terlampaui

38
5369
Tri Sulistiyo
L
60
KKM Terlampaui

39
5370
Wahid Nurhidayat
P
60
KKM Terlampaui

40
5371
Yuni Memoris Yuli
L
60
KKM Terlampaui



Nilai   (90-100)

1


L
18
Nilai   (75-89) 

6
38 peserta

P
22
Nilai   (60-74) 

31
Telah mencapai nilai KKM



Nilai     (<60) 

2




Rata-rata

66